nasional

Sambut Hari Santri 2025, Berikut Ini Pidato Lengkap Ketum PBNU Gus Yahya dan Pesan Menggugah KH Hasyim Asy’ari

Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:05 WIB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat pidato dengan tema menyambut Hari Santri 2025 di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. (PBNU)

Jadi terdesentralisasi, tidak tersentralisasi lagi, tapi terdesentralisasi. Kita meminta kepada seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama di semua tingkatan untuk masing-masing membuat inisiatif peringatan kegiatan-kegiatan untuk memperingati Hari Santri nasional ini berbagai bentuknya.

Lembaga-lembaga di lingkungan pengurus besar Nahdlatul Ulama ini juga sudah mengembangkan sejumlah inisiatif dalam rangka memperingati Hari Santri ini, mulai dari kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Istighotsah dan lain-lain. RMI dan JATMAN saya kira sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan itu.

Kemudian juga kegiatan-kegiatan berupa forum-forum halaqah atau diskusi di antara, khususnya, para santri dan para kiai. Ada juga seperti Lembaga Pendidikan Ma'arif (NU) yang akan menggelar perkemahan internasional di Malang dengan apel puncaknya pada tanggal 22 Oktober nanti.

Kemudian juga ada berbagai macam kegiatan sosial yang diinisiasi oleh LAZISNU, baik berupa bantuan-bantuan langsung kepada masyarakat maupun dalam kerja sama dengan lembaga-lembaga yang lain seperti Lembaga Kesehatan (NU) atau Lembaga Kemaslahatan Keluarga (NU) dengan berbagai bentuk kegiatan yang akan diselenggarakan nanti.

Baca Juga: Pecat Masatada Ishii, Thailand Dikabarkan Rebut Shin Tae-yong dari Bidikan PSSI

Nah, pengurus-pengurus wilayah dan pengurus cabang (NU) di seluruh Indonesia dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga di lingkungan PBNU yang menginisiasi kegiatan nasional ini, sehingga nanti kegiatan-kegiatan yang diinisiasi oleh lembaga-lembaga di lingkungan PBNU ini bisa diselenggarakan di tingkat wilayah dan cabang (NU) seluruh Indonesia.

Dan juga bisa meng-create sendiri, mengkreasi sendiri kegiatan-kegiatan di lingkungan masing-masing. Kemarin bahkan ada gagasan untuk menjadikan Hari Santri ini lebih merakyat. Bisa saja ranting-ranting (NU) menggelar lomba lomba seperti 17 Agustus itu.

Kalau kemarin ada lomba makan kerupuk dalam rangka 17 Agustus, kita bisa bikin lomba makan terong dalam rangka Hari Santri, misalnya. Ini hal yang bisa dilakukan supaya ada keterlibatan yang lebih kuat dari masyarakat di tingkat akar rumput.

Semuanya kita ikhtiarkan untuk menghadirkan suatu momentum yang membuat seluruh bangsa ini kembali teringat pada perjuangan untuk kemerdekaan bangsa dan negara yang kita cintai ini, agar segenap bangsa ini teringat akan tanggung jawab kita semua untuk mengawal kemerdekaan ini hingga ujung tercapai cita-citanya.

Baca Juga: Realme GT 8 Pro X Ricoh GR: Kolaborasi Smartphone dan Kamera Premium yang Siap Ubah Dunia Fotografi Mobile

Ini yang ingin kita lakukan. Amanat persatuan KH Hasyim Asy’ari Maka, Bapak Ibu dan saudara-saudara sekalian yang saya hormati, kita juga perlu menyadari dan memperhatikan betapa tantangan-tantangan yang kita hadapi sebagai satu bangsa, hari-hari ini tidaklah mudah. Dinamika di lingkungan internasional kita cenderung semakin problematis.

Sementara, di dalam negeri kita juga masih harus mengatasi berbagai masalah-masalah yang ada pada diri kita sendiri. Mari kita terus serukan kepada segenap masyarakat, segenap bangsa, bahwa ini adalah kepentingan perjuangan bersama kita.

Kita harus berjuang bersama supaya kita bisa berhasil bersama. Maka seruan yang paling mendasar dari peringatan Hari Santri nasional ini adalah seruan untuk bersatu. Seruan untuk bersatu.

Mari kita mengajak seluruh elemen bangsa ini untuk menggalang persatuan nasional dalam rangka bersama-sama menghadapi tantangan bersama yang memang tidak mudah. Tidak ada satu pihak pun, satu elemen, satu kelompok yang mampu menghadapinya sendirian—walaupun dengan sumber daya besar-besaran.

Baca Juga: Status PSN PIK 2 Dicabut, MUI Desak Pemerintah Kembalikan Tanah Warga dan Kawasan Dipulihkan

Halaman:

Tags

Terkini