KONTEKS.CO.ID - Anggota Komisi XI DPR Harris Turino, mengatakan, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCIC) atau Whoosh sejak awal didesain dengan perhitungan keliru.
Imbasnya, kini proyek itu berubah menjadi beban fiskal bagi negara. Padahal Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah memperingatkan pemerintah.
Harris Turino menyebut proyek yang menelan biaya hingga USD7,1 miliar tersebut sebagai “bayi sungsang”, yakni lahir dengan ambisi besar, tapi dengan desain salah arah.
Baca Juga: Skandal Solar Bukan Soal Harga Saja, Tapi Penyimpangan Sistemik di Pertamina
“Kereta cepat itu bayi sungsang. Jaraknya cuma 200 kilometer, biayanya besar, dan lokasi stasiunnya tidak efisien,” ungkap Harris saat wawancara bersama tim Jaringan Promedia di kantornya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 14 Oktober 2025.
Lebih lanjut disampaikan, ide awal proyek ini adalah mempercepat mobilitas dan efisiensi transportasi antarkota. Sayangnya konsepnya berubah di tengah jalan.
Megawato 3 Kali Peringatkan Jokowi
Jauh sebelum proyek ini berjalan, ungkap Harris, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebenarnya sudah melayangkan peringatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar berhati-hati.
Baca Juga: Nggak Ada Takut-takutnya, KKB Berondong Tembakan Rombongan Kapolda Papua Tengah, 4 Polisi Terkapar
“Bu Mega itu sudah tiga kali mengingatkan Pak Jokowi,” tambah Harris.
“Pertama, soal kemampuan teknis karena pengalaman China di bidang kereta cepat masih relatif baru. Kedua, soal kelayakan finansial proyeknya. Dan ketiga, soal potensi bencana alam di jalur yang dilalui,” tuturnya.
Dan peringatan itu kini terbukti benar. “Yang dikhawatirkan Bu Mega sekarang terjadi, proyeknya mahal, penumpangnya sedikit, dan bebannya berat bagi negara,” tambah politikus PDIP itu.
Baca Juga: Vespa Kongo, Jejak Keberanian Pasukan Garuda di Jalan Perdamaian Dunia
Pemilihan rute Halim–Tegalluar dinilai tidak strategis karena jauh dari pusat bisnis dan kawasan permukiman. “Kalau mau logis, seharusnya Jakarta–Surabaya. Itu baru masuk akal secara ekonomi,” katanya.
Ia menyebut, target penumpang 40.000 per hari tidak pernah tercapai. Sampai sekarang, jumlah pengguna hanya sekitar 16.000 orang.