KONTEKS.CO.ID - Upaya identifikasi korban insiden tragis ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus menunjukkan perkembangan signifikan.
Hingga Jumat, 10 Oktober 2025 kemarin, Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengenali 50 jenazah dari total korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
“Data hasil identifikasi sampai hari Jumat, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari.
Baca Juga: Prihatin Tragedi Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, MPR: Pelajaran bagi Pengelola Pendidikan
Namun, Abdul Muhari, yang akrab disapa Aam itu menyebut bahwa pekerjaan tim identifikasi belum selesai sepenuhnya.
Menurut dia, masih terdapat 11 jenazah lagi yang harus diproses, termasuk lima potongan tubuh manusia yang ditemukan secara bertahap oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan di area reruntuhan.
“Tim DVI masih punya tugas untuk memproses 11 jenazah lagi termasuk lima potongan tubuh manusia yang ditemukan tim Search and Rescue-SAR gabungan secara bertahap di lokasi kejadian,” imbuhnya.
Aam memastikan seluruh jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga masing-masing untuk dikebumikan secara layak sesuai dengan tata cara keagamaan.
“Sementara, pihak keluarga korban yang lain masih menunggu proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya,” tutup Aam.
Sinergi Lintas Lembaga Jadi Kunci Penanganan
Insiden yang menimpa Ponpes Al Khoziny menjadi ujian besar bagi sistem penanganan bencana di tingkat nasional dan daerah.
Namun, dari tragedi ini juga terlihat sinergi nyata antarlembaga negara yang bergerak cepat dan terkoordinasi.
BNPB dan Badan SAR Nasional (Basarnas) mengambil peran utama dalam fase tanggap darurat, memastikan proses evakuasi dan pencarian korban berlangsung efektif dan aman.