nasional

Pandji Pragiwaksono Sebut Era Pencitraan Politik Kelar Kini Waktunya Politisi 'Anti-Hero' yang Blak-blakan

Rabu, 1 Oktober 2025 | 06:04 WIB
Pandji Pragiwaksono (Tangkapan Layar Kanal Youtube kasisolusi)

KONTEKS.CO.ID - Komika dan pengamat sosial Pandji Pragiwaksono mengemukakan sebuah teori menarik mengenai preferensi politik masyarakat Indonesia saat ini.

Menurutnya, publik kini cenderung lelah dengan politisi yang tampil santun dan penuh basa-basi, dan mulai menyukai karakter politisi "anti-hero" yang berbicara apa adanya dan blak-blakan.

"Menurut keyakinan saya, kita tuh lagi senang karakter-karakter anti-hero," ujar Pandji dalam sebuah siniar di kanal YouTube kasisolusi, pada Selasa, 30 September 2025.

Baca Juga: Kabar Terbaru Musala Ponpes Al Khozyni Ambruk: Ada 91 Santri yang Diduga Masih Tertimbun

Ia menyamakan fenomena ini dengan popularitas karakter fiksi seperti Wolverine, Deadpool, atau Batman, yang meskipun tidak sempurna, justru dicintai karena otentisitasnya.

Di dunia politik, karakter ini direpresentasikan oleh figur-figur yang tidak takut berbicara keras dan terkadang kontroversial.

"Makanya orang dulu suka Ahok. Makanya orang suka Dedi Mulyadi. Ada sejumlah pejabat publik yang perangainya tuh 'dark' gitulah dan dicintai karena orang capek dengan yang 'we we we we'" (bertele-tele)," jelasnya.

Baca Juga: Hujan Deras Berjam-jam di Ibu Kota, BPBD Catat Banjir Meluas Ke-10 RT

Purbaya Sadewa sebagai Representasi Baru

Menurut Pandji, Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, masuk dalam kategori politisi "anti-hero" ini.

Gayanya yang koboi, ceplas-ceplos, dan optimistis, meskipun mengejutkan banyak pihak, justru disukai oleh segmen masyarakat yang mendambakan kejujuran dan keterusterangan.

Ia menilai Purbaya bukanlah sosok yang sengaja menciptakan citra tersebut, melainkan memang memiliki karakter asli yang demikian.

Baca Juga: Bukan Cuma Pantai! Ini 5 Destinasi Wisata Keluarga di Bali yang Edukatif, Seru, dan Cocok Buat Liburan Bareng Anak

"Emang orangnya dari dulu kayak gitu. Ketika dikasih jabatan lebih tinggi, lebih banyak yang ngelihat, lebih banyak opini," ujarnya.

Fenomena ini, kata Pandji, juga menjadi kritik tersirat terhadap gaya komunikasi politisi lain seperti Anies Baswedan, yang oleh sebagian orang dianggap terlalu manis dan artifisial.

Halaman:

Tags

Terkini