KONTEKS.CO.ID – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio (K), mengatakan, satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah.
"Apalagi [keracunan MBG] ini terjadi pada ribuan anak di Indonesia," kata Piprim dalam surat terbuka IDAI kepada Badan Gizi Nasional (BGN).
Pimprim menyampaikan, kondisinya akan lebih sulit jika kasus keracunan MBG ini terjadi di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) di Indonesia yang minim fasilitas kesehatan dan tenaga medis.
Atas dasar itu, IDAI mendesak BGN melakukan evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan program iMBG.
"Memastikan program yang sedang berjalan itu tepat sasaran terutama di daerah 3T," ujarnya.
IDAI juga meminta BGN atau pihak terkait lainnya untuk membuat prosedur mitigasi dan layanan aduan kasus keracunan MBG.
Perlu disiapkan prosedur mitigasi kasus keracunan melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
"Pemberdayaan layanan aduan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada," ujarnya.
Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Pusat IDAI, DR Dr Hikari AMbara Sjakti, SpA, SubsHemaOnk(K), menyampaikan, IDAI siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan program MBG benar-benar memberikan manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia.***