nasional

Erros Djarot: Reformasi Bak Obat Pusing, Polri Harusnya Direvolusi dan Ganti Semua Petingginya

Selasa, 23 September 2025 | 09:03 WIB
Gedung Mabes Polri. (KONTEKS.CO.ID/Dok. Polri)

KONTEKS.CO.ID – Politisi, seniman, dan budayawan Erros Djarot menegaskan, Polri bukan direformasi, tetapi harus direvolusi dan ganti semua pimpinannya.

 "Ini bukan hanya direformasi, direvolusi," kata Erros dalam siniar Abraham Samad Speakup dikutip pada Selasa, 23 September 2025.

Ia menilai bahwa Polri harus direvolusi karena reformasi tidak akan menyelesaikan berbagai persoalan di institusi Korps Bhayangkara.

Baca Juga: Mahfud MD Bongkar Pertemuan dengan Seskab Teddy, Bersedia Gabung Komisi Reformasi Polri

Erros lantas mengibaratkan lembaga tersebut sebuah mobil yang mesin dan berbagai bagiannya sudah hancur.

"Semuanya hancur, terus kita bilang, ah kita cat saja ya, kita perbaik saja. Sudah enggak mungkin, sudah harus diganti," tandasnya. 

Menurutnya, keputusan melakukan reformasi atau format ulang Polri ini sangat aneh karena itu tidak akan menyelesaikan akar persoalan.

Baca Juga: Bentuk Tim Reformasi Polri, Ini Kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

"Kalau only reforming it, menurut saya, waduh, ini sih kok rasanya aneh juga ya. Kayak apa nih?" ucapnya.

Erros kembali memberikan perumpamaan. Reformasi ini bak obat sakit kepala atau pusing. Obat tersebut hanya meredakan nyeri, bukan mengobati penyebab sakit tersebut.

"Sifatnya tidak menjawab seluruhnya. Makanya seolah-olah reformasi pun begitu. Ini obat puyeng gitu ya, yang tidak akan memecahkan apa-apa, kecuali dijebol [direvolusi] semuanya," kata dia.

Baca Juga: Daftar Tim Transformasi Reformasi Polri, Ada 52 Anggota, Diketuai Komjen Chryshnanda Dwilaksana

Ia menegaskan, revolusi adalah perombakan total institusi Polri, termasuk mengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan para petinggi lainnya.

"Mau tidak mau [para pimpinan harus diganti] karena kan sudah mengakar ya. Mengakar ke mana-mana," tandasnya.

Halaman:

Tags

Terkini