nasional

Ilmuwan Ungkap Biang Kerok Hujan Ekstrem di Langit Indonesia

Sabtu, 20 September 2025 | 19:23 WIB
Fadli Nauval, peneliti PRIMA, memaparkan hasil kajian terkait hujan ekstrem di Indonesia. (BRIN)

Selain menyoroti faktor atmosfer global, Fadli menekankan karakteristik lokal turut berperan dalam menentukan intensitas hujan ekstrem.

Kondisi iklim di Sumatera berbeda dengan Papua, begitu pula dengan Kalimantan. Karena itu, model prediksi yang bersifat umum sering kali tidak akurat bila diterapkan di semua wilayah.

“Perbedaan regional ini menegaskan perlunya model prakiraan yang dilokalisasi,” ujarnya.

Baca Juga: Kasus Keracunan Meningkat, Pemerintah Mengakui Makan Bergizi Gratis Harus Diperbaiki

Contohnya Papua yang lebih banyak dipengaruhi kondisi Samudera Pasifik. Sedangkan Sumatera lebih terpengaruh osilasi intraseasonal.

Perbedaan tersebut menuntut adanya sistem peringatan dini yang sesuai dengan ciri khas iklim tiap daerah.

Penelitian ini tidak hanya penting bagi dunia akademik, tapi juga bermanfaat secara praktis. Dengan pemahaman lebih baik tentang pola hujan ekstrem, pemerintah dapat memperkuat strategi mitigasi bencana. Sementara masyarakat lebih siap menghadapi risiko banjir dan longsor.

Seiring meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global, riset kolaboratif seperti ini semakin strategis.

Baca Juga: PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Usai Video Viral Sebut Akan Rampok Uang Negara

BRIN berkomitmen mendukung penelitian di bidang iklim dan atmosfer agar Indonesia memiliki sistem peringatan dini yang lebih akurat, sekaligus melindungi masyarakat dari ancaman bencana.

Ke depan, penelitian ini juga akan lebih dikembangkan dengan pemodelan berbasis kecerdasan buatan (AI), serta diperkuat melalui kolaborasi dengan BMKG dan BNPB. Sehingga hasil kajian dapat langsung mendukung sistem mitigasi bencana dan peringatan dini di Indonesia. ***

Halaman:

Tags

Terkini