KONTEKS.CO.ID - Di balik pembentukan kabinetnya, Presiden Prabowo Subianto dinilai tengah menjalankan sebuah strategi senyap untuk mengamankan kekuasaannya.
Pengamat militer Selamat Ginting mengungkap, Prabowo secara sistematis menempatkan kader-kader Partai Gerindra atau orang-orang kepercayaannya di posisi "jantung" pemerintahan yang paling strategis.
Menurut Ginting, langkah ini merupakan sebuah kalkulasi politik yang cermat untuk memastikan seluruh agenda pemerintahannya dapat berjalan tanpa hambatan.
Baca Juga: Respons PDIP Kadernya Didepak dari LKPP
Tiga kementerian kunci yang menjadi sorotan utama dalam strategi ini adalah Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polkam).
“Prabowo betul-betul sedang melakukan kalkulasi politik strategis di kabinetnya. Dia mengontrol kementerian strategis seperti Keuangan, makanya diganti Menteri Keuangan. Seperti Kementerian BUMN, seperti juga Kementerian Polkam. Yang jelas-jelas kader Gerindra,” ungkap Selamat Ginting dalam sebuah video yang ada di kanal Youtube Total Politik, terlihat Kamis 18 September 2025.
Penempatan kader partai di posisi-posisi vital ini, menurut Ginting, adalah cara Prabowo untuk memastikan loyalitas penuh dari para pembantunya.
Kementerian Keuangan memegang kendali atas anggaran negara, Kementerian BUMN menguasai aset ekonomi raksasa, dan Kemenko Polkam menjadi dirigen bagi stabilitas politik dan keamanan nasional.
Dengan menguasai ketiga "jantung" ini, Prabowo secara efektif memegang kendali penuh atas tuas-tuas utama kekuasaan negara.
Strategi ini menunjukkan gaya kepemimpinan Prabowo yang tegas dan tidak mau mengambil risiko.
Baca Juga: Pemerintah Galau soal Cukai Rokok 2026, DPR Ancam: Tarif Naik, Industri Ambyar!
Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya yang kerap membagikan posisi strategis kepada banyak partai koalisi, Prabowo tampaknya lebih memilih menempatkan orang-orang terdekatnya di pos-pos yang paling krusial.
Ini adalah sinyal bahwa ia tidak akan berkompromi dalam menjalankan program-program unggulannya dan ingin memastikan bahwa tidak ada pembangkangan atau agenda tersembunyi dari para menteri di lingkaran intinya. ***