KONTEKS.CO.ID – Penasihat senior Lab 45, Andi Widjajanto, mengatakan, mahasiswa, buruh, dan berbagai elemen rakyat lainnya terpaksa menggedor pintu gerbang DPR karena muak dengan narasi dan negasi bahwa Indonesia baik-baik saja.
"Narasi itu yang kemudian juga menjadi bagian dari kemunculan kegelisahan-kegelisahan deep feeling tersebut," kata Andi dalam siniar Gaspol dilansir pada Minggu, 14 September 2025.
Pemerintah terus memelihara narasi tersebut. Padahal, rakyat merasakan daya belinya menurun dan terjadi penurunan kelas menengah menjadi miskin.
"Itu struktural, turun ya sifatnya struktural. Itu baru deep feeling struktural ekonomi," katanya.
Andi mengungkapkan, belum lagi deep feeling di sektor politik. Sejumlah pihak telah teriak-teriak bahwa demokrasi tersumbat atau dibungkam.
"Jangan sampai kemudian tiba-tiba demokrasinya, regresi, demokrasinya itu ditutup dengan membuat tidak ada suara kritis," ujarnya.
Pemerintah harus membuka sumbatan saluran komunikasi sehingga pihak-pihak yang kritis tersebut bisa menyampaikan masukan dan ikut rembuk mengatasi persoalan.
teman-teman mahasiswa atau teman-teman buruh? Ya, gedor-gedor gerbang DPR," katanya.
Andi menegaskan, gergedor-gedor gerbang DPR itu karena mahasiswa dan buruh tidak bisa lagi telepon atau menyampaikan kepada wakil asal dapilnya.
Baca Juga: Lab 45 Sebut Itelijen Pemerintahan Prabowo Bobol, Angsa Hitam Kembali Terbang, Demo Anarkistis
Wakil rakyat di DPR tidak menyampaikan bahwa di dapilnya kurang beras dan tidak ada minyak. Kondisi ini terjadi berbulan-bulan.
"Kita enggak ada pilihan. Ayo kita kumpul 100 orang, kita ke DPRD, gedor gerbang ya, karena cara normal menyuarakan suara kritis tidak lagi bisa dikanalisasi," ujarnya.***