Seminar bertema “Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Mewujudkan Industri Berdaya Saing, Inklusif, dan Ramah Iklim dalam Kerangka SDGs” itu sejatinya menjadi forum akademik strategis, namun absennya Zita disebut menimbulkan kekecewaan mendalam bagi panitia maupun peserta.
“Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata harus tunjukkan profesionalisme, bukan sekadar popularitas,” ujar Ketua Ikatan Alumni MPB UNPAD, Carly Manalu, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis, 11 September 2025.
Baca Juga: Panitia Seminar Nasional Magpar Unpad Malu Besar, Peserta Tunggu Zita Anjani Tapi Tak Hadir
Alumni Nilai Kredibilitas Pemerintah Tercoreng
Menurut Carly, sikap Zita mencerminkan kurangnya integritas, komitmen, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas negara.
Ia menegaskan, jabatan publik tidak hanya soal pengaruh di media sosial, melainkan kontribusi nyata terhadap pembangunan pariwisata nasional.
Alumni MPB UNPAD juga menyinggung catatan absensi Zita di sejumlah agenda resmi sebelumnya. Misalnya, saat kegiatan di Geopark Kebumen, Zita disebut tidak hadir dengan alasan pribadi sehingga mengganggu jalannya acara.
Kasus serupa juga terjadi di beberapa desa wisata, ketika Zita meminta persiapan khusus namun tidak pernah memberikan konfirmasi kehadiran hingga menit terakhir.
“Hal ini jelas merugikan panitia, peserta, bahkan komunitas desa wisata yang menaruh harapan besar,” lanjut Carly.
Atas berbagai insiden tersebut, Ikatan Alumni MPB UNPAD menilai keberadaan Zita dalam posisi strategis justru mengurangi kredibilitas pemerintah.
“Jabatan UKP Pariwisata seharusnya diisi sosok dengan rekam jejak, kapasitas akademik maupun praktis, serta komitmen penuh untuk memajukan pariwisata Indonesia,” kata Carly.***