KONTEKS.CO.ID - Pakar teknologi informasi Prof. Onno Widodo Purbo mengungkap fakta mengejutkan terkait lemahnya keamanan siber di Indonesia.
Menurutnya, banyak situs pemerintah diretas dan disusupi konten judi online akibat rapuhnya sistem perlindungan data serta minimnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
“Mereka tidak bikin website sendiri, tapi menyusupi situs pemerintah yang jebol. Orang klik, percaya, lalu transfer uang,” kata Prof. Ono dalam sebuah video di kanal YouTube Course-Net Indonesia yang dipublikasikan pada 16 Agustus 2025.
Baca Juga: Kapolda Irjen Pol Rudi Darmoko Ikut Melepas Peserta Tour de NTT 2025, Seru!
Ia menjelaskan, keamanan teknologi informasi sangat bergantung pada tiga pilar utama: manusia, prosedur, dan teknologi.
Ketiganya harus berjalan seimbang. Namun, di Indonesia, fokus lebih banyak diarahkan pada belanja perangkat, bukan peningkatan kemampuan manusia.
“Pimpinan sering berpikir beli server atau firewall sama dengan beli lemari es. Tinggal colok listrik langsung jalan. Padahal butuh konfigurasi, monitoring, dan SDM yang menguasai,” ujarnya.
Prof. Ono juga menyinggung adanya tekanan besar yang dialami pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam memberantas judi online.
Baca Juga: Purbaya Sebut Prabowo Setuju Tarik Rp200 Triliun Dana Ngendap di BI, Ini Peruntukannya
Ia mengaku mendapat cerita dari pejabat terkait yang pernah ditawari rumah dan mobil agar tidak memblokir situs-situs tersebut.
“Tekanannya tinggi sekali. Semua tergantung iman dan integritas pejabat,” tambahnya.
Fenomena judi online, lanjutnya, tidak hanya merugikan negara, tetapi juga masyarakat.
Banyak warga terjebak dalam praktik judi maupun pinjaman online ilegal hingga kehilangan ratusan juta rupiah. Bahkan, ada yang harus menjual rumah untuk melunasi utang.
Menurutnya, langkah paling mendesak adalah memperkuat kompetensi SDM di bidang keamanan siber, bukan hanya sekadar pengadaan perangkat.