Hendropriyono juga menegaskan agar siapa pun tidak menggunakan momen ini sebagai strategi menggalang generasi Z untuk kepentingan politik 2029.
“Keempat, analogi yang sering dipakai. Seperti ayah yang mengizinkan anaknya begadang pada malam tertentu, boleh saja asal tidak berlebihan sampai mengganggu kesehatannya dan ketertiban masyarakat,” tandasnya.
Artinya, sambung dia, kebebasan itu tetap memiliki koridor yang tidak boleh mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
“Jadi, Presiden ingin menghindari situasi di mana pengibaran bendera One Piece berubah menjadi aksi provokatif yang bisa memicu reaksi keras masyarakat atau memunculkan masalah hukum, meskipun nampaknya hanya aksi budaya pop. Jangan sampai menjadi suatu lelucon yang tidak lucu,” pungkasnya. ***