KONTEKS.CO.ID – Nyawa Prada Lucky Chepril Saputra Namo hilang di tangan rekan-rekannya sesama anggota TNI di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM).
Penyidik Pomdam Udayana pun bergerak melakukan penyelidikan setelah sang ayah, Serma Christian Namo -juga anggota TNI, mendesak penyelidikan atas kematian putranya.
Pomdam Udayana telah menetapkan 20 prajurit senior korban sebagai tersangka pelaku atas dugaan penganiayaan yang membuat Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas.
Baca Juga: Promo Merdeka KAI 2025! Diskon 20 Persen Tiket Kereta untuk Perjalanan 17 Agustus
Prada Lucky tercatat sebagai anggota TNI AD yang baru menjadi tentara selama dua bulan. Setelah lulus Pendidikan, ia ditempatkan di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere atau Yonif TP 834/WM di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
"Ada 20 prajurit yang sudah ditetapkan sebagai tersangka (kasus kematian Prada Lucky)," kata Kadispenad, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin 11 Agustus 2025.
Kini perhatian masyarakat mengarah ke pimpinan dari kesatuan tempat Prada Lucky bertugas. Sebab di kepemimpinan yang bersangkutan, korban meninggal dunia.
Baca Juga: Perseid Mencapai Puncak, Saksikan Hujan Meteor Terindah Tahun Ini
Yonif TP 834/WM tempat korban berdinas dipimpin oleh Letkol (Inf) Justik Handinata yang mengantongi pengalaman tempur dan pembinaan di beragam penugasan militer.
Tapi tak banyak informasi yang bisa digali terkait Letkol Justik Handinata selama ini bertugas.
Yang jelas, dia bertanggung jawab memimpin operasi dan pembinaan personel di bawah komandonya. Sekaligus menjaga disiplin serta integritas prajurit di Yonif TP 834/WM.
Perwira jebolan Akademi Militer dari Korps Infanteri ini itu juga memegang peran dalam menjaga moral dan kedisiplinan prajuritnya. ***