Sebab, masyarakat yang lalai membayar listrik justru akan mendapat denda.
Pun demikian dengan konsumen token listrik.
Kata Uchok, mereka akan 'diteror' alarm dari mesin pencatat listrik di rumah.
"Bunyinya nyaring hingga sampai ke kuping tetangga. Kalau tak segera isi, siap-siap listrik padam secara otomatis," tuturnya.
Baca Juga: 10 Wilayah di Indonesia Ini Berpotensi Tsunami Imbas Gempa Bumi Besar Guncang Rusia
Lantaran itu, Uchok mendesak pemerintah melakukan perombakan direksi PLN yang saat ini dipimpin Darmawan Prasodjo.
"Harus ada penyegaran direksi PLN. Ganti dirutnya yang nggak becus kelola PLN. Dia sudah terlalu lama berkuasa, sudah kenyang, harus diganti. Kalau tidak, kinerja PLN akan seperti keong," kata Uchok.
Uchok juga mendesak Kejaksaan Agung menyelidiki Dirut PLN, Darmawan Prasodjo terkait dugaan perjalanan pribadi ke luar negeri yang dibiayai perusahaan, bersama keluarganya.
Berdarakan informasinya, kata Uchok, bos PLN itu melakukan perjalanan ke Melbourne, Australia saat masa siaga Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun lalu.
"Diduga ada modus perjalanan dinas fiktif ke luar negeri. Biayanya ditanggung PLN, sementara kondisi keuangan perusahaan, sedang tidak baik-baik saja," tandas Uchok.***