nasional

Heboh Dugaan BSU 2025 Dipakai Buat Judol, Menaker Layangkan Ancaman!

Senin, 7 Juli 2025 | 20:58 WIB
Heboh Dugaan BSU Dipakai Buat Judol (foto: menpan.go.id)

KONTEKS.CO.ID - Dugaan bantuan subsidi upah (BSU) dipakai untuk praktik judi online (judol) membuat heboh publik.

Namun Menteri Ketenagakerjaan Yassierli buka suara dan menegaskan bahwa BSU disalurkan dengan tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan daya beli pekerja, bukan untuk disalahgunakan.

"Itu kan sudah di luar kontrol kita dong. Artinya kan, BSU didesain untuk meningkatkan daya beli, dan kepada mereka yang sudah terdaftar aktif sebagai pemberi iuran BPJS Ketenagakerjaan. Dan saya optimis BSU itu dipakai untuk kebaikan," tegas Yassierli saat ditemui di Gedung MPR, DPR, DPD di Senayan, Jakpus, Senin 7 Juli 2025.

Baca Juga: Kemenag Edarkan Pedoman Masa Ta’aruf Siswa Madrasah atau MPLS 2025: Dituntut Menyenangkan Siswa

Isu ini muncul menyusul laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengungkap adanya dugaan bansos, termasuk BSU, digunakan oleh oknum penerima untuk bermain judi online.

Namun Yassierli tetap optimis bahwa bantuan yang diberikan kepada para pekerja formal aktif yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan itu sudah diarahkan ke jalur yang benar.

"Saya optimis BSU (bantuan subsidi upah) itu menjadi sesuatu bagi pekerja untuk meningkatkan daya beli mereka," tambah Yassierli.

Penyaluran BSU 2025

BSU tahun 2025 ditargetkan menyentuh 17,3 juta pekerja, dan sejauh ini telah disalurkan kepada 8,3 juta orang.

Proses distribusi dilakukan melalui dua jalur utama, yakni Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan PT Pos Indonesia.

"Total yang sudah kita salurkan itu sudah sebanyak 8,3 juta orang, dari total target itu sekitar 17,3 juta penerima. Yang belum itu, sebagian besar dari PT Pos Indonesia dan ini memang membutuhkan waktu," jelasnya.

Menurut Menaker, ada kendala teknis saat menyocokkan data rekening pekerja dari BPJS Ketenagakerjaan dengan data dari pihak bank.

Baca Juga: Indonesia Siap Impor Gandum dari Amerika Serikat Rp24 Triliun untuk Hindari Tarif Tinggi Donald Trump

"Karena ada terkait tentang nomor rekening, ternyata yang ketika kita cek dari BPJS Ketenagakerjaan dengan bank, verifikasi validasi dan seterusnya, itu yang butuh waktu. Jadi masih ada sebagian kecil yang akan disalurkan lewat bank himbara dan BSI," tambahnya.

Menjawab anggapan bahwa penyaluran BSU tahun ini terasa lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, Yassierli membantah.

Halaman:

Tags

Terkini