nasional

Mandatori Biodiesel B40 Hemat Devisa Rp271 Triliun Punya Dampak Signifikan

Senin, 30 Juni 2025 | 21:15 WIB
Kebun Sawit (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa kebijakan mandatori biodiesel telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional, terutama dari sisi penghematan devisa dan penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sepanjang tahun 2024 hingga 2025, Indonesia mencatat penghematan devisa senilai USD17,19 miliar atau sekitar Rp271,78 triliun melalui implementasi program biodiesel yang mencampurkan minyak sawit mentah (CPO) ke dalam solar.

“Kebijakan mandatori biodiesel ini adalah program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar,” ujar Yuliot dalam keterangan resmi, akhir pekan kemarin.

Baca Juga: Ridwan Kamil Mesra Bareng Atalia Usai Gugat Lisa Mariana Rp105 Miliar, Netter: Samawa Lovebird

Menuju Swasembada Energi dan Ketahanan Nasional

Yuliot menekankan, kebijakan tersebut tidak hanya bertujuan mengurangi ketergantungan impor BBM.

Namun, juga menjadi bagian dari agenda Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Pada 2025, Indonesia telah resmi menerapkan program biodiesel B40, dan pemerintah berencana untuk meningkatkan campuran menjadi B50 pada 2026.

Dorong Lapangan Kerja dan Industri

Selain penghematan devisa, program biodiesel juga mendorong pertumbuhan industri hilir sawit dan menciptakan jutaan lapangan kerja.

Berdasarkan data 2024, mandatori B35 menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja off-farm dan 1,64 juta tenaga kerja on-farm.

Pada 2025, implementasi B40 meningkatkan jumlah tenaga kerja menjadi 14 ribu (off-farm) dan 1,95 juta (on-farm).

Baca Juga: Timnas Putri Indonesia Trending Topic di X: Kalahkan Kirgistan 1-0, Warganet Puji Garuda Putri

“Sejak B20 diluncurkan pada 2015 hingga B40 di 2025, ini adalah capaian tertinggi dunia. Keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak,” tutur Yuliot.

Program mandatori biodiesel juga selaras dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan transisi menuju energi bersih.

Pemerintah akan terus mendorong peningkatan kadar campuran biodiesel di atas 40 persen untuk memperkuat keberlanjutan energi nasional.

Halaman:

Tags

Terkini