Sikap Lunak terhadap Syiah dan Ahmadiyah
Tak lama setelah dilantik sebagai Menteri Agama, Yaqut membuat pernyataan yang mendukung perlindungan terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah, dua kelompok yang selama ini dipandang kontroversial di kalangan mayoritas Muslim Indonesia.
Langkah ini dianggap sebagai kebijakan ceroboh dan tidak peka terhadap realitas sosial di lapangan. Sikapnya justru membuka ruang bagi konflik baru hingga dituding kebijakannya hanya demi pencitraan sebagai tokoh inklusif.
Gus Yaqut dinilai kurang mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin muncul akibat toleransi yang tidak bijak.
Selain itu, kunjungan ke Vatikan dan pernyataan terbukanya terhadap dokumen lintas agama menimbulkan tanda tanya besar tentang arah ideologinya.
Banyak pihak mempertanyakan keberpihakan Yaqut, apakah benar membela umat atau justru hanya menjual toleransi untuk panggung politik.
Profil dan Biodata Yaqut Cholil Qoumas
Gus Yaqut dikenal sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa dan aktivis organisasi kepemudaan.
Dia memulai karier politik dari bawah dan pernah menjabat sebagai anggota DPR, Wakil Bupati, hingga akhirnya dipercaya Presiden Joko Widodo untuk memimpin Kementerian Agama pada akhir 2020.
H Yaqut Cholil Qoumas dipilih Presiden Jokowi sebagai Menteri Agama Republik Indonesia 2020-2024 menggantikan Fahcrul Razi yang hanya menjabat Menag selama 14 bulan.
Gus Yaqut tumbuh di lingkungan relijius, yakni di Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Tolak Gugatan UU TNI: Gugatan Tidak Relevan dalam Kerugian Konstitusional
Ia dibimbing dan dibina langsung ayahandanya yang merupakan ulama terkemuka asal Rembang, KH Cholil Bisri, kakak KH Ahmad Mustofa Bisri.
Di samping aktif berkegiatan di pesantren, Gus Yaqut juga menempuh studi di pendidikan umum, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Studi perguruan tingginya juga ia tempuh di kampus umum, yakni Universitas Indonesia (UI) pada jurusan Sosiologi. Aktivitasnya di tengah masyarakat sudah lama digelutinya.