KONTEKS.CO.ID - Korea Utara kembali bersuara lantang dalam dinamika geopolitik global.
Pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengeluarkan pernyataan keras terhadap Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang dianggap bisa memperparah eskalasi perang antara Iran dan Israel.
Konflik militer antara dua negara di Timur Tengah itu semakin memanas usai serangan udara Israel ke Iran pada Jumat, 13 Juni 2025.
Baca Juga: Syarat Pendaftaran Seleksi Sekolah Kedinasan 2025, Dibuka 29 Juni Mendatang
Dalam serangan tersebut, diklaim ada puluhan sasaran strategis Iran yang berhasil dihancurkan, termasuk fasilitas intelijen di Teheran.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan kantor berita KCNA, Korea Utara mengecam keras serangan militer Israel ke wilayah Iran dan Palestina.
Pyongyang menyebut aksi militer Israel sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak bisa dimaafkan, terutama karena mengakibatkan banyak korban sipil.
"Republik Demokratik Rakyat Korea menyampaikan keprihatinan serius atas serangan militer Israel dan mengecamnya dengan tegas," demikian disampaikan juru bicara Kemenlu Korut.
Korut juga menegaskan bahwa serangan Israel adalah bentuk terorisme yang disponsori negara, yang memperbesar risiko pecahnya perang besar-besaran di Timur Tengah.
Baca Juga: Absen di Unduh Mantu, Maia Estianty Terbang ke Eropa Bareng Irwan Mussry
Ultimatum Korut kepada AS dan Sekutu
Tak hanya mengecam Israel, Korea Utara juga memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya agar tidak ikut memperkeruh situasi.
Pyongyang menilai, campur tangan negara-negara Barat hanya akan menyulut api perang menjadi lebih besar dan bisa berdampak global.
Peringatan tersebut muncul sebagai respons terhadap pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menyerang balik Iran "habis-habisan" bila Teheran menyasar kepentingan militer AS di Timur Tengah.
Baca Juga: Absen di Unduh Mantu, Maia Estianty Terbang ke Eropa Bareng Irwan Mussry