KONTEKS.CO.ID - Eks menteri dan tangan kanan konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan tercatat sebagai salah satu petinggi di perusahaan tambang nikel di pulau-pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Nama pertama yakni, eks Menteri Kelautan Freddy Numberi. Dia tercatat sebagai sebagai Direktur Utama PT Kawei Sejahtera Mining.
Kedua, nama Ali Hanafia Lijaya tercantum sebagai Komisaris Utama PT Kawei Sejahtera Mining. Nama terakhir inilah yang disebut-sebut tangan kanan Aguan.
Kemudian ketiga, ada nama Nono Sampono yang juga disebut sebagai Komisaris Utama perusahaan.
Temuan tersebut diungkapkan Sekretaris CERI, Hengki Seprihadi berdasarkan penelusuran data resmi di AHU Kemenkumham RI.
"Pada akta notaris PT Kawei Sejahtera Mining tanggal 2 Februari 2021, juga muncul nama Nono Sampono sebagai Komisaris Utama perusahaan ini," ujar Hengki, menukil Cerinews.id, pada Minggu, 8 Juni 2025.
Baca Juga: KLH Sebut Telah Segel Tambang Nikel di Pulau Manuran Raja Ampat
"Nama Nono Sampono sudah tidak asing di jajaran elite nasional. Ia pernah menjabat sebagai Anggota DPD RI Periode 2019-2024 dan Komandan Korps Marinir 2006-2007,” lanjutnya.
Bunuh Terumbu Karang
Masih dalam artikel yang sama, Eks Direktur Minerba Kementerian ESDM, Mangantar S Marpaung mengungkapkan, kontrak Karya (KK) PT Gag Nikel awalnya pada 1998.
Pemiliknya, perusahaan penanaman modal asing (PMA) dari Australia, Asia Pacific Nickel Pty Ltd dengan saham sebesar 75 persen dan PT Aneka Tambang sebesar 25 persen.
"Kemudian tahun 2008 United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan daerah itu sebagai bagian dari Triangel Coral Inisiatif," ungkap Chairman Djakarta Mining Club itu.
"Kemudian tahun 2009, sebanyak 10 negara ASEAN meratifikasi inisiatif itu, yang mencakup 6000 kilometer persegi. Karena penetapan itu, Asia Pacific Nickel Pty Ltd mundur dari Indonesia. Mereka tunduk kepada keputusan UNESCO,” lanjut Mangantar Marpaung.