nasional

Polemik Stairlift Borobudur, Begini Sikap Manfaat Forum Buddhis Indonesia

Jumat, 30 Mei 2025 | 21:34 WIB
Direktur Forum Buddhis Indonesia Adian Radiatus menilai pemasangan stairlift dilaksanakan hati-hati karena Borobudur bangunan sejarah dunia. (Kemenag)

KONTEKS.CO.ID - Pemasangan stairlift di Candi Borobudur menyambut kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron menimbulkan pro-kontra.

Namun bagi Direktur Forum Buddhis Indonesia (FBI) Adian Radiatus, kehadiran stairlift justru sebagai bentuk keluasan dan keterbukaan Borobudur yang berupaya memberikan kemudahan bagi siapapun yang akan berkunjung. Baik untuk aktivitas keagamaan, wisata, penelitian dan lainnya.

Adian Radiatus mengatakan, pemasangan stairlift jelas dilaksanakan secara hati-hati lantaran Borobudur merupakan bangunan bersejarah yang diakui dunia. 

Baca Juga: Longsor Tambang Batu Cirebon: 14 Tewas, 8 Korban Belum Ditemukan,  Zona Kerentanan Tinggi

Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, pemerintah melibatkan beragam ahli guna memberikan pertimbangan sebelum memasang stairlift.

Di negara lain, stairlift atau chairlift juga digunakan demi memudahkan akses pengunjung situs warisan dunia. Di antaranya, Angkor Wat di Kamboja, Gereja Saint Peter di Italia, Forbidden City di China, dan Parthenon Acropolis di Yunani.

"Tentu pemasangan ini sudah dipikirkan sangat matang, termasuk mengedepankan aspek konservasi candi itu sendiri. Pemerintah sebagai penanggung jawab utama tak mungkin ingin merusak apalagi menghancurkan sebuah situs peninggalan yang sangat amat bernilai," kata Adian di Jakarta, Jumat 30 Mei 2025. 

Baca Juga: KPK Usut Dugaan Gratifikasi Biaya Nikah Anak Pejabat Kementerian PU, Doddy Hanggodo: Awalnya dari Surat yang Bocor

"Komitmen itu tak perlu diragukan tujuannya untuk memberikan banyak manfaat namun tetap menjaga konstruksi maupun estetika candi secara menyeluruh," tambahnya.

Bangsa Indonesia, sambung dia, justru bangga dengan pemasangan stairlift tersebut. Selain memberikan kemudahan, kehadiran alat bantu ini juga monumental, yakni digunakan oleh dua pemimpin negara besar.

"Ada keistimewaan pula bahwa pengguna pertama resmi stairlift ini adalah pemimpin negara maju dan negara besar, tentunya sebagai tuan rumah adalah sebuah kebanggaan tersendiri dalam sejarah dan menjadi catatan penting bahwa kekuatan Candi Borobudur tak terdampak apapun akibat pemasangan ini," klaimnya.

Baca Juga: RUPST Indosat Bagi-Bagi Cuan Deviden, Angkat Wamen Komdigi Nezar Patria Jadi Komisaris

Dengan berbagai tujuan luas dan mulia itu, Adian mengajak berbagai pihak terutama aktivis Buddhis untuk berpikir jernih.

Dia meminta pemasangan stairlift jangan sampai dipolitisasi karena justru dikhawatirkan akan membingungkan umat. Sekaligus rawan ditunggangi oleh kepentingan lain.

"Saya meyakini beberapa kawan yang memberikan kritikan atas pemasangan stairlift ini adalah bentuk dari kecintaan yang tinggi terhadap Candi Borobudur. Munculnya kritikan itu wajar karena belum mendapatkan informasi yang utuh," paparnya. 

Baca Juga: Polri Pastikan Operasi Pemberantasan Preman Jalan Terus Tanpa Batas, Sikat!

Di sisi lain, lanjut dia, masukan itu juga sebagai bentuk kewaspadaan agar semua pihak memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga Borobudur dari berbagai potensi kerusakan.

Seperti diketahui, Macron didampingi Presiden Prabowo Subianto mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 29 Mei 2025 kemarin sebelum meninggalkan Indonesia menuju Singapura. ***

Tags

Terkini