KONTEKS.CO.ID - Pemasangan stairlift di candi terbesar di Indonesia tersebut memang menuai pro dan kontra dari masyarakat.
Menurut Hasan Nasbi, pemasangan starlift merupakan permintaan dari pemerintah Perancis untuk memudahkan Presiden Perancis Emmanuel Macron naik ke Candi Borobudur.
Faktanya, Emmanuel Macron yang segar bugar memilih naik tangga menuju Candi Borobudur.
Baca Juga: Kasus Korupsi Kemenaker Rp53 M, KPK Bakal Panggil Ida Fauziyah, Eks Menaker Terkait Suap TKA
Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakhiri kunjungan singkat mereka di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Kamis, 29 Mei 2025 sore WIB.
Kedua kepala negara itu meninggalkan situs warisan dunia UNESCO itu sekitar pukul 15.15 WIB, setelah berada di lokasi selama kurang lebih satu jam.
Menurut Ketua Umum Permabudhi, Prof Philip Wijaya, Presiden Emmanuel Macron menolak penggunaan stairlift yang disediakan panitia. Philip menyebut, Emmanuel Marcon memilih berjalan kaki menapaki anak tangga untuk bisa menikmati puncak Candi Borobudur.
"Presiden Prancis rupanya tidak mau naik, (memilih) jalan saja. Saya nggak tahu persis (alasannya mungkin ingin menikmati keindahan Candi Borobudur)," kata Philip.
Baca Juga: Cek Lokasi 11 Sekolah Rakyat di Jawa Barat yang Bakal Diresmikan Mensos Tahun 2025
Padahal, pemasangan fasilitas itu sebenarnya ditujukan untuk mempermudah akses bagi tamu negara, dalam hal ini kunjungan Macron.
Keputusan Macron menjadi simbol penghargaan terhadap nilai spiritual Candi Borobudur, serta sekaligus menunjukkan kesungguhan dan penghormatan terhadap tradisi dan budaya Indonesia.
Melalui Instagram @emmanuelmacron, dia menuliskan kekagumannya pada Candi Borobudur. "Harta kemanusiaan. Suatu kehormatan bagiku bisa bersama kalian di candi borobudur. Saya ingin mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman Prancis atas budaya Anda."
"Kuil ini adalah mahakarya arsitektur dan spiritual. menggambarkan pesan universal tentang toleransi dan rasa hormat."