KONTEKS.CO.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menanggapi langkah PT Shell Indonesia yang memutuskan melepas kepemilikan jaringan SPBU mereka di Indonesia.
Jaringan SPBU tersebut dijual kepada perusahaan patungan baru yang dibentuk Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Melalui skema lisensi, merek Shell tetap akan digunakan di Indonesia, meski kepemilikannya berpindah tangan.
Bahlil menyatakan keputusan tersebut merupakan murni kesepakatan bisnis antarperusahaan swasta, sehingga pemerintah tidak akan mencampuri.
“Itu murni keputusan korporasi. Karena ini melibatkan entitas swasta dan bukan BUMN, pemerintah menghormati hak mereka untuk melakukan aksi bisnis semacam ini,” jelasnya di kantor Kementerian ESDM, Jumat hari ini.
Ia juga menegaskan langkah ini tidak berarti Shell akan menutup seluruh aktivitas bisnisnya di Indonesia.
Baca Juga: Truk Tangki BBM Pertamina Seruduk Rumah Warga di Penggilingan Jaktim
Baca Juga: Indonesia Menghadapi Tantangan Logistik Besar setelah Stop Impor BBM dari Singapura
“Yang terjadi hanyalah perubahan kepemilikan. Bukan berarti operasional Shell di Indonesia dihentikan. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tambah Bahlil.
Saat ini, Shell mengoperasikan sekitar 200 SPBU di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 160 unit dimiliki secara langsung, serta satu terminal BBM di wilayah Gresik.
Sebelumnya, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, mengonfirmasi bahwa pengalihan kepemilikan tersebut telah disepakati.
Perusahaan patungan antara Citadel Pacific dan Sefas Group akan melanjutkan operasional SPBU dengan tetap menggunakan merek Shell.
Citadel Pacific merupakan pemegang lisensi Shell di beberapa wilayah Asia-Pasifik seperti Makau, Guam, Saipan, Palau, dan Hong Kong.
Sedangkan Sefas Group adalah mitra distribusi pelumas terbesar Shell di Indonesia.