KONTEKS.CO.ID - Ada yang menarik saat berlangsungnya acara Pelantikan dan Halal Bihalal Pengurus Pusat IKALUIN Jakarta periode 2025-2030 pada Minggu 27 April 2025.
Suasana Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, tempat acara berlangsung, penuh gelak tawa dan tepuk tangan. Ini tak lain lantaran candaan "tepi jurang" yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu'ti.
Dalam orasi kebangsaan berjudul Arah Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045, ada banyak candaan yang disampaikan oleh Sekum PP Muhammadiyah tersebut.
Baca Juga: Bali Black Out, PLN Sebut Gangguan Kabel Bawah Laut
Mulai dari Raja Juli Antoni sebagai Menteri Kehutanan yang nggak link and match hingga guyonan seputar ijazah.
Nah candaan seputar ijazah ini yang bikin "gegeran" di ruangan yang penuh dengan para alumni UIN Jakarta. Sebab materinya beririsan dengan peristiwa politik yang lagi "in" di tengah masyarakat, yakni tudingan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Bicara latar pendidikannya, Abdul Mu'ti menyebutkan jika dia lulus dalam jangka tak ideal, yakni lebih dari 6 tahun.
Baca Juga: Hanya Bermain 3-3 Lawan Inter Milan, Bintang Muda Barcelona Ini Yakin Bisa Raih Treble Musim Ini
Meski lulusnya lama, Abdul Mu'ti menegaskan dirinya benar-benar lulus dan memiliki ijazah.
"Saya lulus tahun 2008, Pak Asep (Asep Saepudin Jahar/Rektor UIN Jakarta). Jadi saya lulus 6 tahun plus berapa bulan. Tapi insya Alloh saya lulus beneran dan ada ijazahnya," katanya disambut gemuruh sorak-sorai, tawa, dan tepuk tangan dari audiens yang hadir, termasuk Gubernur Lemhanas sekaligus Ketua Umum IKALUIN 2025–2029, Tb. Ace Hasan Syadzily.
Melengkapi ceritanya, Mendikdasmen pun bercerita tentang kepala daerah yang sering didemo masyarakatnya karena dugaan ijazah palsu.
Baca Juga: BABYMONSTER Kembali Guncang Jakarta! Catat Tanggal Konser Hello Monster Juli 2025
"Ini penting ini menurut saya gitu. Karena seorang kepala daerah yang didemo terus oleh masyarakatnya kemudian mengadu kepada Pak Kiai Hasyim. Kenapa kamu didemo terus? Iya pak mereka menuduh saya ijazah saya palsu," tuturnya.
"Yang benar gimana? (Tanya Kiai Hasyim) Waktu saya beli kata yang jual asli pak (jawab sang kepala daerah)," katanya lagi.
Sontak guyonan itu disambut tawa hadirin di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.
Seakan ingin menegaskan apa yang disampaikan tak terkait dengan kondisi politik yang ada, Mu'ti menjelaskan, apa yang dikatakannya terkait dengan survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Elon Musk Mengaku Membandingkan Dirinya dengan Buddha
"Karena kemarin saya mengikuti ekspos survei kpk itu menyebutkan bahwa 98 mahasiswa perguruan tinggi itu nyontek. kemudian banyak dosen yang terima gratifikasi. Mudah-mudahan tidak ada yang lulus karena dosen pengujinya menerima gratifikasi," katanya mengutip akun IG resmi UIN Jakarta, @uinjktofficial.
Jokowi Polisikan Pihak yang Menuduh Ijazahnya Palsu
Sebelumnya dikabarkan, Presiden ke-7 RI, Jokowi, telah resmi melaporkan lima orang ke Polda Metro Jaya. Mereka dilaporkan lantaran dugaan pencemaran nama baik dan fitnah terkait tuduhan penggunaan ijazah palsu.
Laporan ini melingkupi sejumlah pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan UU ITE.
Baca Juga: Profil Ki Hadjar Dewantara, Pelopor Pendidikan Nasional
Yakup Hasibuan, kuasa hukum Jokowi, mengatakan, Joko Widodo memberikan sejumlah barang bukti kepada penyidik Polda Metro. Di antaranya 24 video terkait dugaan pernyataan pencemaran nama baik kliennya.
"Semua bukti dan kronologis kejadian sudah kami berikan (ke polisi). Proses hukum bakal berlangsung melalui penyelidikan guna mengungkap kebenaran dari tudingan ini," ungkap Yakup kepada wartawan seusai melakukan pelaporan di Polda Metro Jaya, Rabu 30 April 2025. ***