b
KONTEKS.CO.ID - Layaknya kabinet yang dipimpin presiden, pengurus DPP Partai Golkar juga terancam reshuffle atau diganti.
Hal itu terungkap saat Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menggelar acara halalbihalal di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu 16 April 2025 malam.
Dihadapan kader yang hadir, Bahlil Lahadalia menegaskan, reshuffle di internal partainya mirip dengan kocok ulang di kabinet.
Baca Juga: HBO Konfirmasi Nama-Nama Pemeran Serial TV Harry Potter: Tayang Tahun Depan
Dia mengaku tak membutuhkan waktu lama guna mengganti pengurus DPP Partai Golkar 2024-2029. Kebijakan ini sebagai bentuk evaluasi kinerja pengurus partai.
"Tak harus mesti menunggu 1 atau 2 tahun. (Kalau) ada pengurus yang mungkin tak cocok dengan tugasnya, ya kita change-lah (ganti). Partai Golkar kan aset negara dan milik kita semua bagi seluruh rakyat Indonesia yang mencintai partai ini," ungkap Bahlil saat menyampaikan kata sambutannya.
Bahkan dia mengatakan, pergantian bukan hanya di tataran DPP. Bahlil ikut mengancam kader Golkar yang memiliki jabatan di lembaga negara seperti di DPR.
Baca Juga: Spotify Down: Puluhan Ribu Orang yang Terganggu Ancam Pindah ke Youtube dan Apple Music
Bahlil Ancam Depak Mukhammad Misbakhun
Bahlil menyebut Ketua Komisi XI DPR, Mukhammad Misbakhun. "Misbakhun ini mana Misbakhun ya? Lagi lari ya? Katakan sama dia sekarang Golkar tidak membutuhkan pelari. Golkar butuh pemikir ekonomi yang setiap saat harus ada di Jakarta untuk dimintai pendapatnya, gitu ya," sindirnya.
"Namun kalau masih ingin berlari, tanyakan mana prioritasnya, lari atau penugasan di Komisi? Karena banyak anggota Komisi XI yang tunggu barang (Ketua Komisi XI DPR) itu. Kira-kira itu ya, kita fair-fair saja, tak apa-apa," katanya lagi.
Bahlil pun menggaris-bawahi kalau jabatan yang diemban bukan warisan. Semua kader Golkar punya hak sama untuk menempati posisi itu.
Baca Juga: Gelar Forum Konsultasi Publik, Kementerian UMKM Terus Berbenah Tingkatkan Layanan
Pihaknya harus membuka ruang kompetisi yang sebesar-besarnya kepada sesama anggota fraksi, pengurus, kader. Tujuannya, agar ada rasa memiliki, tanggung jawab dan mencintai. ***