KONTEKS.CO.ID - Sejumlah driver ojek online (ojol) ramai-ramai mengeluhkan Bonus Hari Raya (BHR) Rp50 ribu yang mereka terima, menganggap jumlah tersebut terlalu kecil.
Namun, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer (Noel), menegaskan bahwa penerima BHR dalam jumlah kecil merupakan pekerja part-time atau driver tidak aktif.
"Mereka itu pekerja sambilan, bukan benar-benar ngojek setiap hari. Jadi, ada kategori mitra yang dibagi berdasarkan keaktifan. Kalau mereka hanya sambilan, tentu BHR-nya kecil," ujar Noel dalam keterangannya, Rabu, 26 Maret 2025.
Baca Juga: Gawat! Rupiah Tembus Rp16.611 Per 1 USD, Krisis Moneter Kembali Menghantui?
Kategori Driver dan Besaran BHR
Noel menjelaskan bahwa tiap platform memiliki kategori mitra yang menentukan besaran BHR yang diterima.
Mereka yang mendapat Rp50 ribu umumnya masuk kategori 4 dan 5, yang berarti jarang aktif dan hanya bekerja paruh waktu.
Sebaliknya, bagi driver yang aktif dan memiliki jumlah orderan tinggi, BHR bisa mencapai Rp1 juta lebih. Bahkan, aplikasi Maxim diketahui memberikan BHR minimal Rp500 ribu untuk mitranya.
"Sebetulnya, sebelumnya mereka tidak pernah dapat BHR. Tapi secara moral, kami ingin memberikan apresiasi. Jadi, kita harapkan mereka bisa melihat ini sebagai bentuk perhatian juga," tambah Noel.
Baca Juga: Fan Meeting Kim Soo-hyun di Taiwan Batal Imbas Kontroversi, Muncul Rumor Bakal Dikawal 50 Polisi
Ojol Bersyukur, BHR Tetap Dinanti
Tiga platform transportasi online utama di Indonesia: Gojek, Grab, dan Maxim telah mendistribusikan BHR kepada mitra pengemudinya pada 21-24 Maret 2025.
Jumlah dan penerimaannya bergantung pada tingkat keaktifan, jumlah orderan, dan kepatuhan terhadap aturan platform.
Meskipun banyak driver yang protes, tak sedikit pula yang merasa bersyukur atas bantuan tersebut.
Baca Juga: Pendapatan Blue Bird Tembus Rp5 Triliun, Laba Melonjak 28 Persen
Dalam berbagai komunitas ojol, beberapa mitra pengemudi mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas bonus yang diberikan.