nasional

Dewan Ekonomi Nasional Lapor ke Prabowo: MBG Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja dan Turunkan Angka Kemiskinan

Kamis, 20 Maret 2025 | 13:21 WIB
Dewan Ekonomi Nasional klaim Program Makan Bergizi Gratis ciptakan lapangan kerja dan kurangi kemiskinan (Instagram/badangizinasional.ri)


KONTEKS.CO.ID - Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengeklaim bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

DEN mengungkapkan, pelaksanaan MBG membantu menciptakan 1,9 juta lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan hingga 5,8 persen.

Hal itu diungkapkan Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers usai bertemu Prabowo di Istana Kepresidenan pada Rabu, 19 Maret 2025.

Baca Juga: Klaim Makan Bergizi Gratis Berdampak Bagi Pertumbuhan Ekonomi, Luhut Sebut Prabowo Sampai Terperangah

"MBG tadi juga dilaporkan oleh Prof Arief, karena Arief ahli kemiskinan, kita semua terperangah juga melihat bahwa dampak MBG ini memang luar biasa,” kata Luhut.

“Pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, terus ekosistem yang terbangun dari ekonomi dan seterusnya,” lanjutnya.

Sementara, Arief Anshory Yusuf menjelaskan terkait dampak MBG pada penyerapan tenaga kerja dan angka kemiskinan di Indonesia.

Baca Juga: Kapten Timnas Indonesia Jay Idzes Percaya Diri! Tim Garuda Bisa Lolos ke Piala Dunia 2026

"Program ini sangat bagus sekali dalam konteks pro-job, jadi menciptakan lapangan pekerja baru itu sampai 1,9 juta,” klaimnya.

"Kemudian kemiskinan itu bisa berkurang sampai menjadi 5,8 persen kalau roll out-nya benar, ketimpangan juga akan sangat berkurang,” lanjutnya.

Arief menyampaikan hal itu dengan membandingkan MBG dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca Juga: Terbongkar! Pabrik Skincare Ilegal yang Dikelola Pasutri di Ciputat Raup Rp1 Miliar Per Bulan

"Bayangin aja, kalau sekeluarga punya 3 orang anak, itu per bulan bisa dapat Rp600.000 dari MBG, PKH aja itu sekitar Rp200.000, BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) itu sekitar Rp200.000,” katanya.

“Jadi, sangat tidak mungkin tidak besar ini impact-nya, semua paham itu tapi kita melakukan kajian secara kuantitatif,” tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini