KONTEKS.CO.ID - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto masih mempertanyakan data perolehan suara dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang masih berubah-ubah meski penetapan hasil Pemilu 2024 telah selesai.

"Hari ini, kami masih melihat bahwa perhitungan-perhitungan di dalam Sirekap itu masih banyak mengalami perubahan-perubahan," kata Hasto di Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 Maret 2024.  

Menurut Hasto, apa yang disampaikan berdasarkan pengecekan langsung. Dia telah melihat langsung pada pukul 23.00 WIB pada Rabu malam, setalah KPU menetapkan hasil Pemilu 2024. Bahkan perubahan terjadi hingga 753 kali setelah penetapan.

tadi malam saya tungguin langsung dari jam 23.00 tadi malam, sampai tadi siang sekitar jam 12.30 itu setidaknya masih ada perubahan di lebih dari 753 kali perubahan, padahal dinyatakan sudah rekapitulasi selesai," katanya.

Hasto kembali menyinggung pernyataan KPU bahwa Sirekap bukan data resmi, tapi hanya bersifat sebagai alat bantu.

Tentu hal tersebut kerap memunculkan persoalan perbedaan data bawa ada selisih antara C1 dari saksi-saksi, dengan penghitungan dengan merujuk data Sirekap.

Sebagai program yang menggunakan anggaran APBN, apa yang terjadi pada Sirekap harus dipertanggungjawabkan oleh KPU.

“Kami secara keseluruhan dari pakar IT melihat bahwa sejak tanggal 14 Februari ketika perhitungan itu mulai dilakukan, yaitu sekitar jam 02.30 WIB, sudah terjadi perubahan sebanyak 431.515. Terjadi di lebih dari 243.000 TPS," ujar Hasto. 

Hasto menambahkan bahwa sampai saat ini masih terus dilakukan pemantauan terhadap Sirekap. Dia menunding bahwa yang terjadi dalam Sirekap makin memperjelas rangkaian proses kecurangan yang terjadi dari hulu hingga hilir.

"Sehingga dari hasil ini, maka kalau kita cermati semakin menyempurnakan suatu rangkaian proses kecurangan dari hulu ke hilir," kata Hasto.***