• Senin, 22 Desember 2025

5 Alasan Denny JA Jadi Konsultan Politik Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Photo Author
- Senin, 19 Februari 2024 | 20:35 WIB
Penggagasan puisi esai, Denny JA. Foto: Dok.KONTEKS.CO.ID
Penggagasan puisi esai, Denny JA. Foto: Dok.KONTEKS.CO.ID

KONTEKS.CO.ID - Denny JA menceritakan momen ketika ditelepon Presiden terpilih berdasarkan hasil quick count, Prabowo Subianto.

Denny JA mengaku tidak berbicara panjang ketika Prabowo menelepon dirinya.

"Santai saja, kami bercakap-cakap lewat handphone selama sekitar 10 menit," katanya mengutip dari media sosial pribadinya, Senin, 19 Februari 2024.

[irp posts="240304" ]

Denny Ja mengaku Prabowo Subainto mengucapkan rasa terima kasihnya atas kerjanya, karena turut membantunya terpilih menjadi Presiden.

Denny mengatakan, Prabowo Subianto disambungan telepon sempat mengutip kalimatnya ketika keduanya pertama kali bertemu.

"Kata Prabowo, 'Den (Denny JA), gue ingat kata-kata elo waktu elu bilang, Pak, saya tak ingin membantu capres yang akan kalah'," katanya seraya menirukan pernyataan Prabow. Keduanya saling tertawa.

[irp posts="238036" ]

Denny menyampaikan kepada Prabowo bahwa dirinya telah turut memenangkan Pilpres selama lima kali berturut-turut.

“Lima kali pak, ikut memenangkan Presiden, lima kali berturut-turut, Pak," katanya.

"Wah, den, itu prestasi dunia!," kata Prabowo.

"Siap, Pak. Siap," sambung Denny.

[irp posts="219926" ]

Denny juga sempat menyampaikan bahwa Pilpres 2024 menjadi momen bagi pemenang kontestasi yang sangat berharga.

"Pak, bapak sekarang ini berada di momen yang jarang sekali. Dua puluh tahun lagi, kita menuju 2045," katanya.

"Ini momen Pak Prabowo untuk ikut mengantar Indonesia menjadi negara keempat paling kuat secara ekonomi di dunia. Ini diprediksi oleh berbagai lembaga ekonomi," tambahnaya.

Alasan Denny JA Jadi Konsultan Politik Prabowo


Denny menyatakan lima hal yang membuatnya selaku konsultan politik membantu Prabowo untuk menjadi presiden di tahun 2024.

Pertama, Prabowo punya kemungkinan menang paling besar. "Simpel saja saya melihatnya. Saya sudah punya insting. Jokowi pada waktunya akan membantu Prabowo, dan diketahui publik luas," katanya.

Di Pilpres 2019, Jokowi bertarung dengan Prabowo. Dukungan kepada dua capres ini, jika digabung, suaranya itu 100 persen di seluruh pemilih Indonesia.

[irp posts="216552" ]

Di Pilpres 2024, ketika mereka bergabung kembali, menyatukan kekuatan, berarti 100 persen dukungan pemilih pula kekuatannya.

"Katakanlah 50 persen pendukung lamanya pergi, karena tak setuju kerjasama Prabowo dan Jokowi, toh masih ada 50 persen lagi pendukungnya yang tersisa," jelasnya.

50 persen dukungan itu sudah besar sekali. Sudah cukup untuk memenangkan Pilpres 2024. Bahkan cukup untuk menang satu putaran.

Kegigihan Prabowo


Kedua, kegigihan Prabowo mengejar matahari untuk mendapatkan mandat menjadi presiden. Dirinya mengikuti secara khusus sejak Pilpres 2004.

"Saat itu Prabowo sudah ikut konvensi Partai Golkar, dan gagal. Lalu Pilpres 2009, Prabowo sebagai calon wakil presiden. Kembali ia gagal," katanya.

"Kemudian Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo maju sebagai capres. Kembali Prabowo kalah. Ia ikut lagi di tahun 2024".

Kata Denny, kegigihan mengejar matahari ini sangat ingin Prabowo wujudkan. Prabowo menyimpan satu energi besar sekali untuk melakukan sesuatu bagi negerinya.

Pertarungan Akhir Prabowo


Alasan ketiga, It is now or never. Kata Denny, Pilpres 2024 ini menjadi the last dance atau pertarungan terakhir bagi Prabowo.

"Jika kalah, maka tak ada lagi momen pilpres yang bisa ia ikuti, karena mungkin juga masalah usia," ujarnya.

Denny masih mengingatk ketika berjumpa dengan Prabowo Subianto pada Mei 2023. Denny menyanyikan lagu It is now or never, ciptaan Elvis Presley.

“Pak, lagu ini juga buat Bapak (Prabowo). Kalau Bapak ingin jadi presiden, kesempatannya tinggal sekarang, Pak. Dan harus menang. Now, jika tidak, ia never untuk menjadi presiden," jelasnya.

Dalam kesempatan terakhir ini, itu seperti soal hidup dan mati. Semua energi batin terbaik Prabowo akan terpancing keluar.

Karakter Kepemimpinan


Keempat, yang membuat Denny juga memilih mendukung Prabowo adalah Prabowo pemimpin konsensus. Prabowo memiliki karakter kepemimpinan yang memang dibutuhkan Indonesia saat ini.

Itu kemampuan mengubah lawan menjadi kawan. Mengubah penentang menjadi pendukung.

Denny mencontohkan, saat ini banyak sekali, Jenderal, aktivis, dan tokoh-tokoh yang tadinya menentangnya, tiba-tiba berubah menjadi pendukungnya.

Prabowo, kata Denny, berada di pusat spektrum politik. Prabowo dekat dengan kalangan nasionalis, Islam, dan minoritas.

Visi-Misi Prabowo


Kelima, yang penting adalah visinya. Prabowo ingin sekali Indonesia menjadi macan Asia dan juga ingin mewujudkan Indonesia emas di 2045.

Begitu kuat keinginannya membawa Indonesia menjadi negara besar di Asia, bahkan dunia. Dengan passion sekuat itu, banyak hal menjadi mudah, tinggal diperkuat saja oleh kemampuan teknokratis para pembantunya.

“Saya, berdiri di samping Prabowo dengan sikap seorang profesional sejati. Yaitu memberi gagasan positif. Mendukungnya ketika ia benar. Tapi juga nanti ikut menegurnya ketika ia salah," katanya.

"Sikap profesional itu sama dengan sikap teman sejati. Kita mendukung ketika teman benar. Juga menegur ketika teman salah," tutupnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Budi Prasetia

Tags

Terkini

X