KONTEKS.CO.ID - Alumni SMA Jaringan Bersama Indonesia (ASJBI) kecam keras penganiayaan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud.

Ketua ASJBI, Nanda Abraham mengatakan, mengecam keras tindakan penganiayaan tersebut. Bahkan, atas tindakannya itu membuat salah satu relawan Ganjar-Mahfud meninggal dunia.

"ASJBI sangat berduka dan mengecam keras penganiayaan yang dilakukan oleh oknum-oknum aparat TNI AD hingga wafatnya seorang relawan," kata Nanda kepada KONTEKS.CO.ID, Rabu, 3 Januari 2024.

[irp posts="220947" ]

Sebagai salah satu elemen masyarakat yang mendukung Ganjar-Mahfud di Pilpres, ASJBI menyayangkan peristiwa tersebut.

Maka dari itu, Nanda berharap Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk memastikan jajaran tidak melakukan tindakan serupa.

Selain itu, dia meminta pada pimpinan tertinggi TNI untuk melakukan penyelidikan dugaan ketidaknetralan oknum TNI tersebut.

[irp posts="221332" ]

"Panglima TNI juga harus melakukan penyelidikan perihal kemungkinan oknum-oknum TNI tersebut secara diam-diam berlaku tidak netral dan memilki dukungan kepada paslon lain,” jelas Nanda.

Dia menilai bahwa peristiwa penganiyaan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud sangat meresahkan masyarakat.

"Terlebih lagi sebelumnya juga terjadi intimidasi oleh pihak kepolisian terhadap beberapa tokoh yang secara terbuka mendukung Ganjar-Mahfud seperti seniman Butet Kartaredjasa di Yogyakarta," kata Nanda.

[irp posts="221038" ]

Intimidasi tersebut tidak hanya terjadi Butet, tetapi juga kepada wartawan senior Najwa Shihab.

"Kali ini tekanannya bahkan makin meningkat dengan terjadinya penganiayaan fisik kepada relawan oleh oknum anggota TNI,” tutup Nanda. ***