“Kami sengaja mengundang berbagai elemen ulama Alquran, baik dalam maupun luar negeri, tentunya untuk memperkaya dan memperkokoh pemahaman tentang situasi terkini, khususnya berkaitan dengan Alquran,” tambahnya.
Sebelum masuk acara puncak, multaqa akan diisi dengan tiga sesi panel. Pertama, mengambil tema “Ragam Pendidikan Alquran di Indonesia dalam Rentang/Lintas Sejarah”.
Narasumber dalam sesi ini adalah KH Aunur Rofiq Mansur (Pondok Pesantren Bustanul Huffadz Assa’idiyah, Sampang), KH Syam Amir Yunus (Pondok Pesantren Al-Imam ‘Ashim, Makassar), dan Dr. Lilik Umi Kulsum (Pesantren/Padepokan Ngasah Roso Ayatirrahman, Bogor).
Sesi panel kedua membahas pengalaman dan tantangan ulama Alquran dalam menyampaikan pesan wasathiyah di Nusantara. Panel ini akan diisi oleh KH Sa’dulloh (Pesantren al-Hikamussalafiyyah, Sumedang), KH. M. Afifudin Dimyati, Lc. M.A. (Asrama Hidayatul Quran, Pesantren Darul Ulum, Jombang), dan Sheikh ‘Abdurrazzāq.
Adapun sesi panel ketiga akan membincang desain kurikulum washatiyah pendidikan Al-Qur’an. Tampil sebagai narasumber: KH. Ahsin Sakho’ Muhammad, (Pesantren Darul Qur’an Cirebon Jawa Barat), Hj Maftuhah Minan (Pesantren Nurul Qur’an, Kajen, Pati, Jawa Tengah), dan Sheikh Māhir Ḥasan al-Munajjid.
Selain tiga sesi panel tersebut, Multaqa juga diisi dengan satu sesi panel paralel. Di sesi ini, 25 peserta yang dinyatakan lolos dalam call for papers akan mempresentasikan hasil penelitiannya. Mereka dibagi ke dalam lima kelompok sesuai dengan lima tema yang disediakan Kemenag. ***