Bentrok warga dua desa itu terjadi lantaran sengketa lahan di wilayah tersebut.
Awalnya, warga Desa Bombai dan Desa Ohoi Ngudru mendatangi perbatasan Desa Elat untuk memasang sasi atau tanda larangan adat. Namun, upaya itu ditentang oleh warga Elat.
Warga dua desa berkumpul hingga terjadi bentrokan terbuka.
"Ada upaya dari masyarakat Desa Bombai dan Desa Ohoi Ngudru memasang sasi larangan adat di perbatasan wilayah tersebut di mana mereka mengklaim bahwa wilayah tersebut milik mereka, hal ini tidak diterima masyarakat Desa Elat terjadi konsentrasi massa hingga saling serang," terang Muhamad Roem.
Menurut Mohamad Roem, bentrok yang melibatkan warga dua desa itu bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, bentrokan serupa terjadi pada 6 Oktober lalu.
Pihaknya, kata Mohamad Roem, masih melakukan pendataan jumlah korban.
"Kami belum data jumlah korban tapi ada yang kena bacok dan panah," ujarnya.
Untuk mencegah bentrokan susulan, pihak kepolisian mengerahkan dua personel setingkat pleton ke lokasi kejadian.