• Senin, 22 Desember 2025

Tiga Proses Terjadinya Hujan

Photo Author
- Senin, 23 Januari 2023 | 09:28 WIB
Prakiraan cuaca di Jabodetabek, hujan ringan (Dok Pixabay)
Prakiraan cuaca di Jabodetabek, hujan ringan (Dok Pixabay)


KONTEKS.CO.ID - Hujan menjadi sumber air bersih utama di sebagian besar wilayah di dunia. Sebab, air yang dihasilkan oleh hujan tersebut dapat membantu berbagai ekosistem.


Pada dasarnya, hujan adalah bagian dari proses terbentuknya air. Saat air itu jatuh ke permukaan bumi, saat itulah disebut sebagai hujan.


Namun, tidak semua air yang jatuh dapat mencapai bumi. Banyak di antaranya yang menguap begitu saja. Kondisi tersebut kerap terjadi di daerah panas dan kering seperti padang gurun.


Jatuhnya air hujan hingga ke bumi melalui sebuah proses yang panjang. Proses terbentuknya hujan melalui tahap evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Berikut penjelasannya:





Evaporasi


Tahapan pertama yang dilalui adalah evaporasi, yaitu proses penguapan air. Panasnya suhu bumi dari matahari akan membuat air sungai, danau, dan laut menguap menjadi butiran atau uap air. Uap air tersebut akan naik ke atmosfer, lantas menggumpal menjadi awan.


Jika suhu udara makin panas maka makin banyak pula air yang akan menguap ke udara. Hal itu akan menyebabkan terjadinya hujan semakin deras.


Ketika kita tak sengaja menumpahkan segelas air di suatu tempat, misalnya, di lantai atau di jalanan. Dalam beberapa jam, air tersebut akan hilang. Hal itu dapat terjadi karena air yang tumpah tersebut telah mengalami proses penguapan.


Proses penguapan bisa menjadi lebih cepat apabila terjadi saat suhu di suatu tempat panas akibat teriknya sinar matahari. Evaporasi menjadi tahapan awal dari serangkaian proses terjadinya hujan.


Jika panas matahari makin tinggi, maka akan makin banyak pula air yang menguap dan naik ke atmosfer bumi.





Kondensasi


Tahapan selanjutnya adalah kondensasi. Uap air hasil proses penguapan atau evaporasi akan naik ke atmosfer, kemudian mengalami kondensasi atau pengembunan.


Pada proses tersebut, uap air akan berubah menjadi partikel-partikel es yang sangat kecil. Partikel es yang terbentuk dari uap air tersebut akan mendekati satu sama lain, kemudian membentuk gumpalan putih yang biasa disebut awan.


Adapun, proses partikel es yang saling mendekat dan membentuk awan itu disebut koalesensi. Dalam ukuran tersebut air akan jatuh dengan kecepatan 0,01 hingga 5 sentimeter per detik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Saiful Rachman

Tags

Terkini

X