Menurut Ana Vicedo-Cabrera, seorang ahli epidemiologi di Institute of Social and Preventative Medicine, University of Bern, Swiss; data tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang sebenarnya terjadi. Dengan menggunakan data-data dari kota-kota yang diteliti tersebut, para peneliti telah mengkalkulasi bahwa selama empat bulan terpanas tahun ini, peningkatan panas dari perubahan iklim bertanggung jawab atas 0,58% kematian dunia.
Itu berarti sekitar 100.000 kematian akibat panas yang disebabkan oleh perubahan iklim per tahun selama 29 tahun.
WHO sendiri mengatakan bahwa angka-angka tersebut sangat masuk akal. Dan atas dasar penghitungan tersebut, diperkirakan jumlah kematian tahunan akibat perubahan iklim akan meningkat menjadi 250.000 per tahun pada 2030-an. Hal ini terjadi akibat panas yang terperangkap oleh emisi GRK. Tingkat karbon dioksida telah meningkat 17% dari 353 bagian per juta pada September 1992 menjadi 413 pada September 2021, menurut NOAA.
Dari laporan tahunan indeks emisi GRK, NOAA juga telah memetakan enam jenis gas dan mengukurnya sesuai dengan berapa banyak panas yang diperangkap oleh gas-gas tersebut. Ternyata naik hampir 20% sejak 1992. Dari 1993 hingga 2019, dunia menempatkan lebih dari 803 miliar metrik ton karbon dioksida di udara dari pembakaran bahan bakar fosil dan pembuatan semen, menurut sekelompok ilmuwan penjejak emisi yang tergabung dalam Global Carbon Project.
Deskripsi di atas rasanya cukup menjadi dasar untuk mengingatkan umat manusia agar sadar dan peduli akan betapa pentingnya menanam pohon. Untuk itu Yayasan Peduli Linkungan Hidup (YAPELH) mengajak segenak anak bangsa dari berbagai komponen dan lapisan masyarakat untuk menjadikan bulan November sebagai bulan menanam pohon secara serentak dan massal di berbagai wilayah Indonesia.
Apa yang dilaksanakan oleh YAPELH berkolaborasi dengan POLRI dengan tema “Tanam Pohon, Selamatkan Bumi” pada hari ini, Selasa, 8 November 2022, untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan penanaman pohon di bantaran sungai Cisadane, merupakan bagian dari Gerakan Bulan Menanam Pohon. Tingginya curah hujan di bulan Desember, Februari dan Januari diharapkan dapat memperbesar peluang hidup dari pohon-pohon yang baru ditanam.
Kegiatan penanaman pohon juga disertai kegiatan melepas benih-benih ikan ke Sungai Cisadane sebagai bagian dari kesadaran bertanah air agar tidak hanya memuliakan apa yang ada di tanah, namun juga yang ada di air.
“Tanam Pohon, Selamatkan Bumi”, lebih dari itu, ini adalah sebuah upaya yang diniatkan untuk mengingatkan umat manusia bahwa sejatinya mereka tidak diciptakan oleh Penciptanya untuk membuat kerusakan di muka bumi. Dengan kemuliaannya sebagai khalifah di muka bumi, umat manusia hadir sebagai Rahmatan lil Alamin.