KONTEKS.CO.ID - Hari ini, tanggal 31 Oktober, tokoh penting Partai Komunis Indonesia (PKI), Muso, tewas diberondong peluru pasukan TNI yang mengepungnya di kamar mandi. Dia terpaksa dihadiahi peluru tajam karena ngotot menolak menyerahkan diri.
Muso adalah pemimpin pemberontakan PKI Madiun. Jasadnya dibawa ke RS Ponorogo, Jawa Timur.
Melansir akun Instagram @Arsip_Indonesia, setelah pemberontakan di Madiun gagal, Muso dan Amir Sjarifuddin, serta gembong PKI lainnya melarikan diri ke Ponorogo.
Dalam pelariannya, Muso berbeda pendapat dengan Amir. Imbasnya, dia memisahkan diri ke arah selatan dengan hanya dikawal dua orang. Di sisi lain, Amir melanjutkan pelariannya ke Pacitan.
Perselisihan tersebut bisa jadi sebagai awal nasib buruk dari seorang Muso.
Sejarah Republik menyebutkan, pada 31 Oktober 1948, Muso dihentikan oleh dua orang aparat keamanan desa ketika berjalan kaki di Desa Balong.
Pihak keamanan desa curiga dengan penampilan Muso yang bersih. Musso melawan ketika dimintai surat-surat dan menembak petugas yang memeriksanya, lalu kabur setelah merampas sebuah sepeda.