KONTEKS.CO.ID - Rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional terhadap Presiden RI ke-2, Soeharto mendapat penolakan keras di KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.
"Saya paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional," tegas Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu di kediamannya di Rembang, Jawa Tengah, menukil NU Online, Minggu 9 November 2025.
Dia menuturkan, selama Soeharto berkuasa banyak ulama pesantren dan NU mendapat perlakukan yang tidak adil.
Baca Juga: Detik-detik Penembakan Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung, Sempat Duel dengan Pelaku
"Banyak kiai yang dimasukin sumur, papan nama NU tidak boleh dipasang, yang suruh dipasang banyak dirobohin oleh bupati-bupati," tuturnya.
"Adik saya sendiri, Kiai Adib Bisri akhirnya keluar dari PNS karena dipaksa masuk Golkar," imbuhnya.
Kemudian, kata Gus Mus, Kiai Sahal Mahfudh didatangi pengurus Golkar Jawa Tengah diminta jadi penasehat Golkar Jawa Tengah.
"Kiai Sahal tidak mau, saya menyaksikan sendiri," ucapnya.
Baca Juga: Guardiola Sambut Laga ke-1.000 Hadapi Liverpool di Etihad
Gus Mus berpendapat, banyak ulama dan pejuang bangsa di Indonesia punya jasa besar.
Namun, kata dia, keluarganya tidak pernah mengusulkan gelar pahlawan. Tujuannya, untuk menjaga keikhlasan amal kebaikan almarhum.
"Kalau istilahnya, menghindari riya'," ujarnya.
Menurut Gus Mus, jika ada orang NU yang setuju Soeharto jadi pahlawan itu merupakan tanda kurang paham sejarah.
Rais Aam PBNU 2014-2015 itu menegaskan hal itu terkait banyaknya tragedi di masa Orde Baru dengan para kiai, santri, dan warga NU yang menjadi korbannya.
Artikel Terkait
Sowan ke Rembang, David Ozora Dapat Pesan Langsung dari Gus Mus
Tokoh Nasional Kumpul di Rumah Gus Mus Bicara Dinamika Politik Saat Ini
Gus Mus: Urusan NU Memenangkan Indonesia, Bukan Memenangkan Capres
Surya Paloh Setuju Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Singgung Masa Kepemimpinan 32 Tahun
Mensos Sebut Soeharto, Gus Dur Hingga Marsinah Penuhi Syarat Jadi Pahlawan Nasional