KONTEKS.CO.ID - Nama The Ning King telah lama melekat dalam sejarah dunia bisnis Indonesia. Dari sebuah toko tekstil sederhana pasca-kemerdekaan, ia menenun kerajaan bisnis besar yang kini dikenal dengan Argo Manunggal Group, membentang dari pabrik benang hingga kawasan elite Alam Sutera. Kini, sosok legendaris itu telah berpulang untuk selamanya.
The Ning King meninggal dunia di Singapura pada usia 94 tahun. Pengusaha kelahiran Bandung, 20 April 1931 itu, wafat meninggalkan istri tercinta, Lie Ang Sioe Nio, serta warisan bisnis yang menjadi fondasi bagi sejumlah industri penting di Tanah Air.
"Segenap Keluarga Besar Alam Sutera Group menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Kiranya damai dan terang Kasih Kristus senantiasa menyertai dan memberi penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan," tulis akun Instagram @alam_sutera_realty dalam kabar duka yang dipublikasi pada Minggu, 2 November 2025.
Baca Juga: Robert Redford Wafat di Usia 89 Tahun, Dunia Hollywood Berduka Kehilangan Sang Legenda
Dikenal sebagai tokoh pekerja keras dan visioner, The Ning King memulai perjalanan usahanya pada 1949 di bidang perdagangan tekstil. Dari sinilah cikal bakal Argo Manunggal Group tumbuh, menjalar ke berbagai sektor: energi, pertambangan, properti, kawasan industri, hingga agrikultur.
Pendiri Alam Sutera dan Argo Manunggal Group
Tonggak penting terjadi pada 1977 ketika ia mendirikan PT Argo Pantes Tbk. Argo pabrik tekstil yang kini beroperasi di Tangerang, Salatiga, Bandung, dan Semarang.
Dari sana, grup ini membangun sayap industri lewat Industrial by Argo Manunggal (IAM) yang menaungi perusahaan besar seperti Cakrasteel, Pralon, dan Fumira, pemasok utama baja dan produk perpipaan di pasar nasional.
Namun, nama The Ning King mungkin paling dikenal publik lewat visinya di dunia properti. Pada 1993, ia mendirikan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), perusahaan yang melahirkan kawasan Alam Sutera, simbol kemakmuran baru di barat Jakarta.
Kawasan seluas 800 hektare di Serpong itu diluncurkan pada 1994, mencatat penjualan lebih dari 1.100 unit hanya dalam dua minggu. Kini, Alam Sutera telah berkembang menjadi kota mandiri dengan lebih dari 37 kluster hunian, pusat perbelanjaan, kampus, dan area komersial modern.
Estafet bisnis properti tersebut kini diteruskan oleh menantunya, Haryanto Tirtohadiguno, lulusan University of Missouri yang memulai karier sebagai staf pemasaran di Argo Pantes. Haryanto kemudian mendirikan dan memimpin ASRI, hingga akhirnya dipercaya sebagai Komisaris Utama sejak 2015.
Baca Juga: Ibu Suri Thailand Tutup Usia, Raja Tetapkan Masa Berkabung Setahun hingga PM Urung Hadiri KTT ASEAN
Sosok Sentral di Balik GWK
Tak berhenti di sana, Argo Manunggal Group juga melahirkan proyek-proyek besar lain seperti Suvarna Sutera di Tangerang seluas 2.600 hektare, serta terlibat dalam pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Perusahaan juga mengelola aset komersial bergengsi seperti Mall Alam Sutera, Flavor Bliss, dan kompleks perkantoran modern.
Artikel Terkait
Kabar Duka! Istri Soekarno, Yurike Sanger Wafat di AS, Sang Putra Akan Pulangkan Jenazah ke Jakarta
Viral Sopir Ambulans Wafat Usai Antar Jenazah ke Rumah Duka, Netizen: Malaikat pun Menunggu Almarhum Selesaikan Tugas Mulianya
Dunia Film Berduka! Gunawan Paggaru Wafat Setelah Sampaikan Pesan Menyentuh di Santri Film Festival 2025
Jerome Polin Berduka: Sang Ayah Wafat Usai Sempat Kritis di RS Surabaya
Biodata PB XIII, Raja Keraton Surakarta Wafat di Usia 77 Tahun Hari Ini di RS Indriati