• Minggu, 21 Desember 2025

Kementerian UMKM Dorong Pengusaha Madu Lokal Masuk Rantai Pasok Program MBG

Photo Author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 20:18 WIB
Kementerian UMKM mendukung sekaligus masuk rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Kementerian UMKM mendukung sekaligus masuk rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

 

KONTEKS.CO.ID - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong penguatan peran pengusaha madu nasional dalam mendukung sekaligus masuk rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman dalam sambutannya secara daring pada acara Konsultasi Pemanfaatan Teknologi dalam Rangka Mendukung Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Semarang, Rabu, 9 Oktober 2025, menekankan pentingnya menjadikan madu sebagai alternatif bahan pangan bergizi dalam menu Program MBG.

“Madu adalah anugerah alam yang kaya manfaat. Kandungan bioaktifnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat konsentrasi belajar, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Karena itu, madu layak menjadi bagian penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Menteri Maman.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Terbitkan Visa Indonesia untuk Atlet Senam Israel

Ia menambahkan, Program MBG tidak hanya bertujuan memastikan asupan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar bagi penguatan ekonomi rakyat melalui keterlibatan UMKM penghasil madu dalam rantai pasok nasional.

“Melalui forum ini, kita bersama mendorong madu menjadi bagian dari Program MBG sebagai wujud nyata keterlibatan UMKM dalam program prioritas Presiden,” katanya.

Sejalan dengan hal itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menuturkan madu memiliki potensi besar untuk menjadi komponen penting dalam menu MBG berkat kandungan nutrisinya yang kaya energi, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif.

“Pengintegrasian madu dalam Program MBG tidak hanya memperkaya kualitas gizi, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi melalui pemanfaatan produk lokal yang berkelanjutan,” kata Temmy.

Baca Juga: Komisi IX DPR Restui Pemerintah Lakukan Pemutihan Tunggakan Iuran Peserta BPJS Kesehatan

Namun, ia mengingatkan bahwa masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan dan produksi madu nasional.

Berdasarkan data Kementerian UMKM, kebutuhan madu di Indonesia mencapai sekitar 7.500 ton per tahun, dengan asumsi konsumsi per kapita sebesar 30 gram per tahun, sementara produksi nasional baru sekitar 2.000 ton per tahun.

“Artinya, masih ada ruang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas madu lokal,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X