• Senin, 22 Desember 2025

Presiden Sebut Angka Keracunan MBG 0,0017 Persen, Mahfud: Seperti Kecelakaan Pesawat

Photo Author
- Rabu, 1 Oktober 2025 | 12:33 WIB
Mantan Menkopolhukam Mahfud MD. (KONTEKS.CO.ID/tangkapan kayar YouTube Mahfud MD)
Mantan Menkopolhukam Mahfud MD. (KONTEKS.CO.ID/tangkapan kayar YouTube Mahfud MD)

KONTEKS.CO.ID – Mantan Menkopolhukam, Prof Mahfud MD, mengatakan, meskipun jumlah siswa yang keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya 0,0017 persen, tapi ini bak kecelakaan pesawat terbang.

"Memang itu menjadi isu nasional juga ya, meskipun betul itu hanya 0,0017 persen kata presiden, dan kecil sekali kan memang," kata Mahfud dalam siniar Mahfud MD Official dikutip pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Mahfud tak menepis pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa angka atau jumlah murid keracunan MBG itu kecil dibandingkan total penerima manfaat yakni sekitar 30 juta orang.

Baca Juga: Kepala BGN Dadan Hindayana: Lebih dari 6.457 Terdampak Keracunan MBG  

"Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini, lalu-lalang setiap hari, kecelakaan satu saja tidak sampai 0001 persen, orang sudah ribut," ucapnya.

Ia menegaskan, itu karena bukan masalah angka, tetapi menyangkut nyawa dan kesehatan.

"Jadi bukan persoalan angka, ini harus di diteliti lagi apa masalahnya," ujar dia.

Baca Juga: Dua Cucu Mantan Menteri Pun Keracunan MBG

Meski terbilang berbahaya dan dua cucunya pun sempat menjadi korban keracunan MBG dan harus dirawat di rumah sakit, Mahfud menilai program ini sangat bagus dan mulia.

"Karena kita bayangkan, banyak, jutaan anak-anak kita tuh yang tidak bisa makan," katanya.

Mahfud mengaku, ketika kecil yakni sekitar tahun 1960-an, juga merasakan bagaimana sulitnya mendapatkan makanan, apalagi yang bergizi.

Baca Juga: Ini Akar Penyebab Kasus Siswa Keracunan MBG, Investigasi BPOM

"Makan makan yang bergizi sulit, telur saja satu dibagi empat dan sebagainya gitu kan. Itu juga masih lumayan masih dapat telur dan sebagainya," kata dia.

Mahfud mengungkapkan, meskipun sekarang zaman dan eranya sudah berbeda, namun ia yakin bahwa masih banyak anak-anak atau orang Indonesia, masih kesulitan untuk mendapatkan makanan bergizi. Jumlahnya mungkin mencapai puluhan juta orang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X