Jadwal Ceramah Zakir Naik di Indonesia: Cara Jadi Peserta, Muslim dan Non Muslim

KONTEKS.CO.ID - Zakir Abdul Karim Naik atau Dr. Zakir Naik akan memulai safari dakwahnya di beberapa kota besar di Indonesia pada pekan depan.

Pendakwah Islam kontroversial asal India mengumumkan rencana safari Zakir Naik diumumkan lewat situs resmi dznindonesia.id.

Situs resmi tersebut memuat jadwal ceramah Zakir Naik di Indonesia di beberapa kota mulai Solo hingga Jakarta.

Baca Juga: Kecewa Ending Squid Game 3, Harga Saham Mitra Produksi Terjun Bebas

Publik yang ingin menyaksikan ceramah Zakir Naik juga harus mendaftar lewat situs tersebut. Pendaftaran dibuka bukan hanya untuk masyarakat muslim, namun juga non-muslim.

"Menghubungkan Spiritualitas dan Budaya dalam Satu Perjalanan Bermakna."

"Sebuah inisiatif yang bertujuan mempererat nilai-nilai spiritual, kebudayaan, dan kebersamaan," kutipan halaman depan situs tersebut.

Baca Juga: Olahraga Kena Pajak 10 Persen di Jakarta, Mulai Lapangan Padel hingga Lari

Jadwal Ceramah Zakir Naik di Indonesia

• Rencana ceramah Dr. Zakir Naik akan dimulai di Solo pada 8 Juli. Dia akan berceramah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta.
• Dr. Zakir Naik akan melanjutkan safari ke Stadion Gajayana, Malang pada 10 Juli.
• Pada 12-13 Juli, Dr. Zakir Naik ceramah di Bandung, tepatnya di Lapangan Tritan.
• Safari Zakir Naik akan ditutup di Jakarta pada 18-20 Juli di Lapangan Bola Aldiron, Pancoran, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Surat Pemakzulan Gibran Belum Direspons, Mantan KSAL: Kita Duduki MPR, Saya Siapkan Kekuatan

Zakir Naik selama ini dikenal sebagai ulama kontroversial di dunia internasional.

Sejumlah pernyataannya kerap menuai polemik karena dinilai provokatif mengajarkan ekstremisme, dan merendahkan agama lain.

Pemerintah India menuduhnya menginspirasi radikalisasi, termasuk terhadap pelaku serangan teror di Dhaka, Bangladesh pada 2016.

Dia kemudian meninggalkan India pada 2016 dan tinggal di Malaysia karena tuduhan pencucian uang dan pernyataan kebencian antar agama.

India telah meminta ekstradisi, namun Malaysia belum memenuhi permintaan tersebut.***