• Senin, 22 Desember 2025

Geger Penemuan Fosil Manusia Purba 140 Ribu Tahun Lampau di Selat Madura

Photo Author
- Minggu, 25 Mei 2025 | 18:01 WIB
Lokasi penemuan fosil manusia purba Homo erectus di Selat Madura. (Universitas Leiden)
Lokasi penemuan fosil manusia purba Homo erectus di Selat Madura. (Universitas Leiden)

“Ini bukanlah daerah terpencil atau tandus,” jelas Berghuis. “Ini adalah lingkungan yang subur dan kaya sumber daya tempat manusia purba berkembang.”

Homo Erectus nan Adaptif

Sebelumnya, banyak ilmuwan percaya bahwa Homo erectus hidup terisolasi di Jawa, terputus dari daratan utama Asia.

Namun temuan baru ini menantang pandangan tersebut.

Adanya tulang hewan hasil sembelihan dan sisa-sisa kerang menunjukkan bahwa Homo erectus di Sundaland aktif berburu, menangkap ikan, dan mengolah makanan dengan cara yang canggih.

Bekas potongan pada tempurung kura-kura dan tulang bovid yang retak menunjukkan perburuan terorganisir dan ekstraksi sumsum—perilaku yang biasanya diasosiasikan dengan manusia purba yang lebih modern.

Baca Juga: Museum Dayu, Destinasi Wisata Sejarah Manusia Purba di Pulau Jawa, Cocok Buat Kalian yang Suka Dengan Arkeologi

Beberapa peneliti bahkan mengusulkan bahwa Homo erectus di Sundaland mungkin pernah berinteraksi—atau kawin silang—dengan spesies hominin lain dari daratan Asia.

“Kami melihat perilaku yang sebelumnya tidak dikaitkan dengan hominin Jawa awal. Ini bisa mengindikasikan adanya kontak atau pertukaran budaya,” kata Berghuis.

Fosil akan Dipamerkan di Museum

Fosil-fosil tersebut kini disimpan di Museum Geologi di Bandung, Indonesia. Rencana sedang disiapkan untuk menggelar pameran publik guna menampilkan temuan ini, dengan kemungkinan pameran keliling ke institusi lain di seluruh dunia.

Temuan lengkap penelitian ini telah diterbitkan di jurnal 'Quaternary Environments and Humans', yang ditulis bersama oleh para ahli dari Belanda, Indonesia, Australia, Jerman, dan Jepang.

Menulis Ulang Sejarah Manusia di Asia Tenggara

Penemuan ini mengubah cara para ilmuwan memandang dunia prasejarah Asia Tenggara.

Selama beberapa dekade, narasi tentang Homo erectus di wilayah ini adalah narasi isolasi relatif—sebuah spesies manusia awal yang terkungkung di Pulau Jawa, berevolusi sendiri dan terpisah dari arus perkembangan manusia lainnya di Asia.

Namun bukti fosil yang ditemukan dari dasar laut ini menceritakan kisah yang jauh lebih dinamis dan saling terhubung.

Fosil-fosil ini menunjukkan Homo erectus bukanlah populasi yang statis dan terisolasi, melainkan spesies yang secara geografis mobile dan adaptif secara ekologis.

Adanya tulang hasil sembelihan dan bukti berburu strategis menunjukkan bukan hanya kecerdasan dan keterampilan bertahan hidup, tetapi juga kapasitas untuk perilaku kompleks yang jauh melampaui asumsi sebelumnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X