KONTEKS.CO.ID - Kasus keracunan makanan massal yang dikaitkan dengan program Makanan Bergizi Gratis atau MBG terus bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintah dan Badan Gizi Nasional (BGN) terus melakukan evaluasi program tersebut.
Terutama guna memperketat pengawasan dan meningkatkan edukasi keamanan pangan.
Dengan begitu diharapkan program MBG tetap aman dan bermanfaat bagi para siswa.
Daftar Kasus Keracunan Makanan Program MBG
Sukoharjo, Jawa Tengah
Pada 16 Januari 2025, ada 10 siswa di SDN Dukuh 03, Sukoharjo, mengeluhkan sakit perut dan mual.
Beruntung tidak ada yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan kasus ini segera ditangani oleh puskesmas setempat.
BGN menemukan sebagian besar insiden berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang banyak di antaranya merupakan unit baru dan belum berpengalaman dalam mengelola penyediaan makanan dalam skala besar.
Sumba Timur, NTT
Pada 18 Februari 2025, 29 siswa di SD Katolik Andaluri, Sumba Timur, mengalami gejala ringan keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Mereka segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Bombana, Sulawesi Tenggara
Pada 23 April 2025, sejumlah siswa di SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, mengalami mual dan muntah setelah mencium bau tidak sedap dari paket makanan MBG yang didapat.
Otoritas setempat menemukan 53 dari 1.026 kotak makan tidak memenuhi standar kelayakan konsumsi.
Cianjur, Jawa Barat
Pada 21 April 2025, keracunan massal di Cianjur menimpa 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1.
Secara total, 176 orang menunjukkan gejala setelah mengonsumsi makanan MBG yang juga disajikan dalam sebuah acara komunitas.
Artikel Terkait
Siswa Keracunan MBG di Bogor Sudah 223 Orang, Pemkot Bogor Sudah Tetapkan KLB
Kasus Ratusan Siswa Keracunan MBG di Bogor, Hasil Laboratoriun Temukan Dua Bakteri Ini