KONTEKS.CO.ID - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan rencana Indonesia meningkatkan impor makanan dan komoditas dari Amerika Serikat (AS).
Kendati rencana ini bisa berdampak pada penurunan pesanan dari negara lain, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Airlangga kepada para wartawan di Washington, Amerika Serikat, Kamis kemarin.
Ia berada di sana dalam kunjungannya bersama sejumlah pejabat tinggi Indonesia.
Delegasi ini berada di ‘Negeri Paman Sam’ untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat AS terkait kebijakan tarif perdagangan.
Airlangga menjelaskan, peningkatan impor dari Amerika Serikat tidak dapat dilakukan tanpa konsekuensi.
Itu karena Indonesia memiliki hubungan dagang yang sudah terjalin lama dengan berbagai negara lain.
"Jika kami meningkatkan impor dari satu negara, maka otomatis ada pengalihan dari negara lain," ujarnya seperti dilansir dari Reuters.
Dalam pembicaraan tersebut, Indonesia mengusulkan peningkatan impor dari Amerika Serikat hingga mencapai nilai USD19 miliar atau sekitar Rp320 triliun.
Dari jumlah tersebut, sekitar USD10 miliar akan difokuskan untuk impor di sektor energi.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk menghindari tarif tinggi yang direncanakan oleh pemerintah AS.
Presiden Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif 32 persen atas sejumlah produk ekspor Indonesia.
Pemerintah Indonesia berharap pendekatan ini dapat meredakan ketegangan dagang dan menjaga hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.***
Artikel Terkait
Delegasi Indonesia Berangkat ke AS untuk Nego Tarif Trump, Berikut Nama-namanya
Indonesia Bidik Rusia sebagai Pasar Baru di Tengah Kebijakan Tarif AS