Tak Disangka, Terlalu Sering Konsumsi Pemanis Buatan Bikin Otak Menua 1,6 Tahun Lebih Cepat dari Usia Normal

KONTEKS.CO.ID - Banyak orang beralih ke pemanis buatan untuk mengurangi konsumsi gula murni, dengan alasan kesehatan maupun gaya hidup.

Pemanis buatan memang lebih rendah kalori, bahkan ada yang sama sekali tidak mengandung kalori.

Namun, sebuah penelitian terbaru justru menemukan risiko mengkhawatirkan di balik kebiasaan ini.

Baca Juga: Pascademonstrasi, KontraS: 10 Orang Masih Dinyatakan Hilang

Studi Temukan Efek Samping Pemanis Buatan

Sebuah studi dalam jurnal Neurology melacak lebih dari 12.700 orang dewasa selama delapan tahun.

Para peneliti memantau konsumsi berbagai jenis pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, hingga tagatosa.

Hasilnya, orang yang paling banyak mengonsumsi pemanis buatan mengalami penurunan fungsi kognitif lebih cepat.

Baca Juga: Kluivert Ungkap Alasan Panggil Adrian Wibowo ke Timnas Indonesia

Bahkan, kecepatan penurunan kognitif mencapai 62 persen lebih tinggi, seolah otak menua 1,6 tahun lebih cepat dibanding mereka yang jarang atau tidak mengonsumsi.

Banyak Tersembunyi di Produk “Sehat”

Yang menarik, pemanis buatan sering ditemukan pada produk makanan dan minuman yang justru dipasarkan sebagai pilihan sehat.

Misalnya pada yoghurt rendah lemak, air beraroma, soda diet, atau makanan penutup rendah kalori.

Baca Juga: Ekspor Kalimantan Timur Naik 5,44 Persen Jadi Rp28 Triliun, Migas Paling Laris

Artinya, seseorang bisa saja merasa sudah menjaga pola makan, tetapi tanpa sadar tetap mengonsumsi zat yang berpotensi mempercepat penuaan otak.

Tidak Bebas Risiko Meski Rendah Kalori

Pemanis buatan memang memiliki keunggulan dari sisi kalori yang lebih rendah dibanding gula biasa.