KONTEKS.CO.ID –Â Broken home adalah istilah yang merujuk pada keadaan keluarga yang terpisah atau tidak lagi hidup bersama.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan situasi di mana orang tua atau anggota keluarga lainnya tidak lagi tinggal dalam rumah yang sama atau terjadi pemisahan dalam keluarga.
Pada umumnya, broken home terjadi karena beberapa alasan seperti perceraian, kematian salah satu orang tua, atau perpisahan lainnya.
Perceraian adalah salah satu penyebab terjadinya broken home yang paling umum. Saat perceraian terjadi, anak-anak sering kali menjadi korban utamanya.
Mereka harus menghadapi perasaan kehilangan, kesedihan, dan bahkan rasa bersalah karena merasa menjadi penyebab terjadinya perceraian.
Selain itu, mereka juga harus beradaptasi dengan kehidupan baru yang terpisah dari salah satu orang tua dan seringkali harus berpindah tempat tinggal.
Selain perceraian, kematian salah satu orang tua juga dapat menyebabkan terjadinya broken home. Saat kehilangan orang tua, anak-anak sering kali mengalami perasaan yang sangat sedih dan kehilangan.
Selain itu, kehilangan orang tua juga dapat mengubah seluruh dinamika keluarga dan memaksa anak-anak untuk beradaptasi dengan kehidupan baru tanpa kehadiran orang tua yang meninggal.
Perpisahan lainnya, seperti perselisihan keluarga yang serius atau masalah keuangan yang parah, juga dapat menyebabkan terjadinya broken home.
Dalam situasi seperti ini, anak-anak sering kali harus menghadapi perasaan cemas, kehilangan, dan bahkan ketakutan karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka dan keluarga mereka di masa depan.
Menghadapi broken home tidaklah mudah. Anak-anak yang hidup dalam keluarga yang terpisah seringkali harus menghadapi perasaan kehilangan dan kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupan baru. Namun, sebagai orang dewasa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak-anak menghadapi situasi ini.
Orang tua atau wali harus memberikan dukungan emosional dan memastikan bahwa anak-anak merasa aman dan terlindungi.
Selain itu, orang tua atau wali juga harus membantu anak-anak beradaptasi dengan kehidupan baru dan membantu mereka memahami bahwa meskipun keadaan berubah, cinta dan perhatian orang tua akan selalu ada.
Dalam situasi broken home, penting untuk mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman. Anak-anak juga dapat mencari bantuan dari konselor atau psikolog yang dapat membantu mereka mengatasi perasaan kesedihan dan kehilangan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"