KONTEKS.CO.ID - Aksi boikot produk Israel yang meluas hingga ke negara pendukungnya masih terus berlanjut. Kali ini, industri hiburan Korea Selatan menjadi sorotan, dengan agensi besar dan idol KPop ikut terseret dalam pusaran boikot.
Awal tahun ini, tagar #StrikeAgainstThe4 ramai di media sosial.
Tagar ini menyerukan para penggemar KPop untuk tidak membeli merchandise dan streaming dari empat agensi besar Korea: SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, dan HYBE.
Aksi ini merupakan bentuk protes dan solidaritas dari para penggemar KPop terhadap warga Palestina di tengah ketegangan geopolitik antara Israel dan Hamas.
Merek-merek seperti Starbucks, McDonald's, Hewlett Packard, Burger King, Disney, dan masih banyak lagi kena boikot karena ada dugaan terlibat dalam mendukung Israel.
Para penggemar menuntut pertanggungjawaban dari perusahaan dan idol/artis yang terlibat.
Ada anggapan bahwa mereka telah mendukung, mengambil keuntungan dari, dan mempromosikan, atau bermitra dengan merek yang kena boikot.
Beberapa idol KPop yang terlibat dalam boikot ini antara lain:
1. Choi Siwon (Super Junior)
Mengunggah foto minuman Starbucks di Instagram.
2. Lee Jaehyun (The Boyz)
Melakukan hal yang sama dengan Siwon.
3. Geul dan Wonyoung (IVE)
Memposting foto minuman Starbucks.
4. Jeon Somi
Menampilkan tumbler Starbucks dalam video make-up di Instagram.
5. Jisoo BLACKPINK
Terlihat memegang minuman Starbucks.
6. aespa
Memajang minuman Starbucks di acara fanmeeting.
7. Bahiyyih dan Yujin (Kep1er)
Berpose dengan kopi Starbucks di bandara.
8. Doyoung (NCT)
Menjadi model kampanye produk McDonald's.
9. BTS
Pernah berkolaborasi dengan McDonald's untuk promosi produk.
10. New Jeans
Melakukan kolaborasi serupa dengan McDonald's.
Kasus ini memicu perdebatan panas di kalangan penggemar K-Pop.
Ada yang mendukung aksi boikot dan menuntut idola mereka untuk mengambil sikap.
Di sisi lain, ada juga yang menentang boikot dan menganggapnya berlebihan.
Dampak boikot ini telah mendorong beberapa agensi untuk mengambil tindakan.
SM Entertainment, misalnya, telah menghapus postingan Instagram yang menampilkan logo Starbucks.
Aksi boikot ini menunjukkan kekuatan fandom K-Pop dalam menyuarakan pendapat dan mengambil tindakan sosial.
Hal ini juga menunjukkan bahwa para penggemar K-Pop tidak hanya peduli dengan musik dan idola mereka, tetapi juga dengan isu-isu kemanusiaan dan keadilan global.
Bagaimana kelanjutan kasus ini? Akankah agensi dan idol K-Pop yang terlibat memberikan tanggapan? Masih harus ditunggu dan dilihat.***
