KONTEKS.CO.ID - Film animasi nasional Merah Putih One for All yang semula digadang-gadang membawa semangat kebangsaan, kini justru terseret ke dalam pusaran kontroversi.
Animator asal Pakistan, Junaid Miran, menyatakan siap mengambil langkah hukum terhadap tim produksi film tersebut.
Ia menuduh bahwa enam karakter karyanya digunakan tanpa izin.
Baca Juga: Delapan Orang Didakwa Perdagangkan Warga Indonesia, Sindikat Prostitusi di Taiwan
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Junaid Miran mengungkap keresahannya.
Ia mengaku setiap hari menerima ratusan pesan dari warganet yang memintanya menuntut balik pihak Merah Putih One for All.
"Aku tidak bisa tinggal diam ketika begitu banyak dari kalian mengharapkan aku membetulkan kesalahan ini," ujar Miran.
Namun, ia juga menegaskan bahwa proses hukum lintas negara membutuhkan biaya besar, mulai dari pengacara, administrasi, hingga perjalanan.
Baca Juga: Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Kasus Chromebook, Hotman Paris Ikut Dampingi
Sebagai seniman independen tanpa studio besar, ia mengaku tak mampu menanggungnya sendirian.
Untuk mengatasi kendala biaya, Miran berinisiatif melelang sepuluh karya seni orisinal beresolusi tinggi 6K.
Awalnya, ia mematok harga 50 dolar untuk satu paket karya, namun kemudian menurunkannya menjadi 5 dolar (sekitar Rp 75 ribu) agar lebih terjangkau.
"Ini bukan tentang keuntungan, ini soal memberi semua orang kesempatan untuk jadi bagian dari perjuangan keadilan," tegasnya.
Baca Juga: Strategi Ampuh Memilih Formasi CPNS 2025 Jalur Umum Agar Peluang Lolos Makin Besar