Shutter Versi Indonesia: Horor yang Mengungkap Luka dan Keberanian Korban Kekerasan Seksual

KONTEKS.CO.ID - Setelah dua dekade, film horor legendaris Shutter kembali menghantui layar lebar lewat sentuhan sineas Indonesia, Herwin Novianto.

Diproduksi oleh Falcon Pictures, film ini akan tayang di bioskop mulai 30 Oktober 2025, membawa teror lama dalam balutan isu sosial yang relevan dengan realitas masa kini.

Versi Indonesia Shutter bukan hanya menampilkan sosok hantu menyeramkan, tapi juga mengulik luka batin, trauma kekerasan seksual, dan keberanian untuk bersuara.

Baca Juga: Head to Head Jelang Duel Maut Fajar-Fikri vs Aaron Soh di Semifinal French Open 2025: Layaknya Langit dan Bumi!

Produser Falcon Pictures, Frederica, menyebut film ini selaras dengan kampanye Komnas HAM #SafeSpaceForAll, yang menekankan pentingnya ruang aman bagi perempuan.

"Kami ingin Shutter tak cuma bikin takut, tapi juga menyentuh hati dan menggugah empati penonton," ujar Frederica di Plaza Indonesia XXI, Jakarta, 24 Oktober 2025.

Sutradara Herwin Novianto menambahkan, rasa takut dalam film ini bukan hanya soal hantu, tapi kenyataan pahit yang sering diabaikan.

Ia menggali karakter-karakter dengan lebih dalam, terutama sosok Lilies, yang menjadi simbol luka dan keadilan yang tertunda.

Sinopsis Film Shutter

Kisah Shutter mengikuti Darwin (Vino G. Bastian), fotografer muda yang hidupnya berubah setelah kecelakaan tragis bersama kekasihnya Pia (Anya Geraldine).

Baca Juga: Seorang WNI Bunuh Istrinya di Kamar Hotel Singapura, Minta Diadili di Indonesia

Mereka menabrak seorang wanita misterius di malam hari. Tak lama kemudian, sosok perempuan itu terus muncul dalam setiap hasil foto Darwin.

Penyelidikan Pia membuka fakta bahwa sosok itu bukan sekadar arwah penasaran, tapi korban kekerasan seksual dan penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus.

Teror yang mereka alami pun berubah menjadi perjalanan menebus dosa, di mana hantu masa lalu menuntut keadilan.

Baca Juga: 3 Destinasi Instagramable di Bogor yang Lagi Viral! Ada Nuansa Eropa hingga Bukit dengan Lautan Bintang