KONTEKS.CO.ID - Menteri Permukiman dan Perumahan Rakyat (PKP) Maruarar Sirait mengklaim Bank Indonesia (BI) setuju untuk memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi hingga Rp80 triliun.
Besarnya insentif memperlihatkan sokongan BI terhadap salah satu program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Yakni, membangun tiga juta rumah hanya dalam waktu setahun.
Sokongan insentif likuiditas ini sebagai hasil pertemuan antara dirinya, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Komisi XI DPR Misbakhun, serta Pandu Sjahrir dari BP Investasi Danantara di kantor Bank Indonesia.
Baca Juga: Panduan Membuat Paspor Online dengan Mudah dan Cepat, Tanpa Perlu Antre di Kantor Imigrasi
“Hari ini (Selasa malam), kami bertemu di kantor Bank Indonesia, berdiskusi panjang dengan gubernur dan jajaran BI, menteri BUMN, ketua Komisi XI Misbakhun dan Pandu Syahrir dari Danantara,” kata mantan politikus PDIP itu, mengutip Rabu 12 Februari 2025.
Sementara, Perry Warjiyo mengutarakan, kesepakatan ini adalah wujud dukungan bank sentral terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Yaitu, membangun dan merevitalisasi tiga juta rumah dalam setahun.
“Kami akan memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank yang menyalurkan KPR subsidi ke sektor perumahan,” ucap Perry.
Baca Juga: Keponakan Luhut Disebut Jadi Kepala Danantara, Inilah Profil Lengkap Pandu Putra Sjahrir
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini Bank Indonesia menyediakan Rp23,19 triliun dan perlahan menaikkan insentif menjadi Rp80 triliun.
BI, lanjut Perry, menilai sektor perumahan mampu berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
“Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor yang lain,” tandasnya. ***