KONTEKS.CO.ID - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menekankan pentingnya Indonesia segera memiliki mata uang digital sendiri yang diterbitkan oleh bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
Pernyataan strategis ini disampaikan Perry secara langsung di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Jakarta, Jumat 28 November 2025.
Menurut Perry, kehadiran Rupiah Digital bukan sekadar mengikuti tren global, melainkan sebuah kebutuhan mendesak untuk menjaga kedaulatan moneter di era digital.
Baca Juga: Bencana Tanah Longsor di Sibolga: 57 Orang Tewas, Ribuan Lainnya Mengungsi
Langkah ini dinilai krusial untuk memitigasi risiko yang muncul akibat semakin maraknya penggunaan aset kripto swasta dan stable coin yang tidak teratur.
"Maraknya uang kripto dan stable coin pihak swasta. Belum ada pengaturan dan pengawasan yang jelas, di sinilah perlunya central bank digital currency," tegas Perry di Jakarta, mengutip Sabtu, 29 November 2025.
Perry menyoroti bahwa stable coin, aset kripto yang nilainya dipatok pada aset stabil seperti mata uang fiat saat ini beredar tanpa payung regulasi yang komprehensif di Indonesia.
Absennya pengawasan yang ketat terhadap aset digital swasta ini berpotensi menimbulkan risiko sistemik bagi stabilitas keuangan nasional.
Oleh karena itu, penerbitan CBDC menjadi solusi yang ditawarkan BI untuk menyediakan alat pembayaran digital yang sah, aman, dan berisiko rendah bagi masyarakat.
Selain masalah kripto, Perry juga memaparkan lima faktor utama yang diprediksi akan memicu ketidakpastian ekonomi global pada periode 2026-2027.
Faktor-faktor tersebut meliputi maraknya uang kripto, kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat, perlambatan ekonomi dunia, serta tingginya utang pemerintah dan suku bunga di negara maju.
"Kelima gejolak global tersebut berdampak negatif ke berbagai negara. Indonesia, tidak terkecuali perlu merespon dengan kebijakan yang tepat," ujar Perry mengingatkan.
Baca Juga: Belum Lama Dilantik, Bos BRIN Sudah Berani Minta Bandara Antariksa ke Prabowo