ekonomi

Ekspansi Smelter Terlalu Cepat Bikin Tambang Nikel Jadi Kedodoran, Hilirisasi pun Terancam

Jumat, 21 November 2025 | 16:33 WIB
Tampak ilustrasi kegiatan tambang nikel di Indonesia. Foto: agincourtresources

KONTEKS.CO.ID - Forum Industri Nikel Indonesia atau FINI menilai ada ketidakseimbangan antara pertumbuhan pesat fasilitas smelter dan lambatnya peningkatan kapasitas pertambangan.

Fakta itu dilihat menjadi penyebab utama tekanan pasokan bijih nikel ke smelter yang ada di Indonesia.

Saat ini terdapat ratusan smelter pirometalurgi dan hidrometalurgi yang membutuhkan suplai bijih tanpa henti.

Baca Juga: Industri Nikel Indonesia Tertekan, Impor Bijih dari Filipina Melonjak, FINI Beri Peringatan

Kapasitas produksi melonjak tajam dari 250.000 ton nikel kelas dua pada 2017 menjadi lebih dari 1,8 juta ton pada 2024.

Angka-angka itu belum termasuk 395.000 ton nikel kelas satu.

“Ekosistem hilirisasi sangat kompleks. Jika ekspansi smelter tidak diimbangi pertumbuhan tambang, ancaman guncangan pasokan makin nyata,” kata Arif Perdana Kusuma, Ketua FINI, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 21 November 2025.

Baca Juga: Misi Besar Nova Arianto: Antar Timnas U-20 ke Piala Dunia

FINI juga menyoroti kebijakan pemerintah mempersingkat masa berlaku RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) dari tiga tahun menjadi satu tahun.

Kebijakan itu dinilai menghambat perencanaan tambang jangka panjang, padahal smelter membutuhkan suplai yang stabil.

“Industri membutuhkan kepastian. Kalau bahan baku terganggu, dampaknya bukan hanya pada biaya produksi dan potensi berhentinya smelter, tapi juga kepercayaan investor dan industri baterai kendaraan listrik,” Arif menegaskan.

Baca Juga: Tak Pasang Target, Tim Indonesia Malah Lolos ke Piala Dunia 2026 Sepak Bola Cerebral Palsy

Meski memberi peringatan keras, Arif menekankan arah hilirisasi tetap berada pada jalur yang benar, tetapi memerlukan penguatan sisi hulu.

FINI mendorong pemerintah mempercepat eksplorasi, menegakkan standar teknis pertambangan, dan memprioritaskan persetujuan RKAB bagi penambang yang terintegrasi dengan smelter.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB